SURABAYA, iNewsTuban.id - Raden Patah menjadi pendiri Kesultanan Demak yang konon berasal dari seorang ibu keturunan Tionghoa. Memiliki nama kecil Pangeran Jimbun, Raden Patah semasa dewasa belajar mengeyam pendidikan beragam bidang.
Salah satu yang menjadi fokus pembelajaran Raden Patah yakni pendidikan politik dan kebangsawanan. Dia pun juga belajar agama di Ampel Denta, sejauh pondok pesantren yang didirikan Sunan Ampel.
Semasa belajar di Ampel Denta inilah jaringan dan pertemanan Raden Patah meluas. Bahkan dikutip dari buku "Hitam Putih Kesultanan Demak : Sejarah Kerajaan Islam Pertama di Jawa dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" tulisan Fery Taufiq, dia berkenalan dengan saudagar kaya utusan Cina Laksamana Cheng Ho atau yang dikenal juga dengan Dampo Awang atau Sam Poo Tai Jin. Cheng Ho ini juga merupakan panglima muslim yang berkawan baik dengan Raden Patah.
Semasa di Ampel Denta, ia belajar agama Islam dengan beberapa pemuda lainnya seperti Raden Paku yang kelak menjadi Sunan Giri, Makhdum Ibrahim yang kelak menjadi Sunan Bonang, dan Raden Kosim atau Sunan Drajat. Setelah dianggap lulus, Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membuat permukiman di Bintara.
Dia lantas diiringi oleh Sunan Palembang dan Arya Dillah dengan 200 tentaranya. Selama di Bintara inilah Raden Patah memusatkan kegiatannya di daerah tersebut. Beberapa kajian keagamaan juga dilaksanakan di lokasi tersebut, hingga akhirnya ia mendirikan pondok pesantren.
Syiar agama dilaksanakan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Perlahan-lahan daerah Bintara ini menjadi ramai, bahkan menjadi pusat keramaian dan perniagaan. Dari sanalah akhirnya dikisahkan para penyebar agama Islam di Pulau Jawa Walisongo merencanakan sebagai pusat kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Raden Patah pun diangkat menjadi raja pertama di Kesultanan Demak pada 1478 hingga 1518 Masehi. Selama Raden Patah berkuasa inilah pengaruh Islam mulai tersebar luas. Dibantu Walisongo, pengembangan Islam begitu cepat.
Hal ini diperkuat dengan sosok Raden Patah yang juga ulama dengan menerapkan musyawarah dan kerja sama melibatkan ulama dan pemerintahan Demak. Keberhasilan Raden Patah dalam memperluas wilayah kekuasaan Demak dapat dilihat dari penaklukan Girindra Wardhana saat menjadi raja di Majapahit, pada tahun 1478 M.
Selain itu Raden Patah juga mengadakan perlawanan terhadap penjajahan bangsa Portugis, yang telah menduduki Selat Malaka dan ingin mengganggu Kesultanan Demak. Ia mengutus para pasukan di bawah pimpinan putranya Pati Unus atau Adipati Yunus yang juga disebut Pangeran Sabrang Lor menyerang Portugis, meski pada akhirnya gagal.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait