Jejak Sejarah Suku Kalang, Makam Suku Kalang di Gunung Babadan, di Kabupaten Tuban, tak Terawat

Pipit Wibawanto
Kondisi makam Suku Kalang di Gunung Babadan, Tuban kondisinya tak terawat.

TUBAN, iNewsTuban.id – Baru-baru ini tim iNewsTuban.id melakukan penelusuran jejak-jejak keberadaan Suku Kalang yang ada di Tuban, Jawa Timur. Jejak suku kalang tersebar di wilayah mulai wilayah Sunda, Jawa Barat, Jawa Tengah hingg wilayah Jawa Timur. Di Jawa Timur, jejak-jejak keberadaan Sku Kalang juga berada di wilayah Kabupaten Tuban.
 
Di suatu sore yang cerah, tim menyusuri sebuah pegunungan kapur di wilayah Gunung Babadan, tepatnya di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa  Timur. Saat mendatangi suatu tempat yang lokasinya jauh dari pemukiman penduduk itu, medan terjal yang kami lalui cukup menguras tenaga untuk menuju lokasi makam Suku Kalang.
 
Tim yang saat itu dipandu oleh Pak Sudi, warga desa setempat, bersama cak Eko Kasmo, budayawan dan Cak Nahrus, setelah sampai di lokasi yang berada di atas bukit Gunung Babadan, tampak beberapa buah batu berbentuk lempeng yang ukurannya sangat besar tampak sedikit berserakan tak teratur.
 


Bebatuan dalam ukuran besar berbentuk lempeng yang berada di bawah sebuah pohon jati berusia belasan tahun inilah, makam-makam yang diduga milik makam Suku Kalang berada. Ironisnya, kondisi makam Suku Kalang ini tak terawat dengan baik.
 
Pak Sudi menceritakan, bahwa di tahun 80-an, ia sempat menjadi juru kunci makam Suku Kkalang di desanya itu, namun perannya merawat makam Suku Kalang, hanya bertahan sampai 10 saja. Praktis sejak 30 tahun terakhir, Pak Sudi sudah tidak pernah mendatangi makam Suku Kalang, yang kala itu jumlahnya sekitar 165 makam.
 
Sesampainya di lokasi, Pak Sudi pun langsung melakukan pembersihan makam Suku Kalang yang tersisa. Di lokasi ini, kami hanya menemukan 2 makam yang letaknya berjajar berdampingan. Namun sayangnya, makam tersebut sudah tertutup ilalang. Pak Sudi pun bekerja keras membersihkan ilalang yang menutupi makam Suku Kalang.
 


Diduga kuat, 2 makam berdampingan ini adalah dulunya raja dan ratu. Sebab dua makam ini letaknya berada paling atas di pegunungan Babadan, menurut Pak Sudi, raja dan ratu Suku Kalang makamnya berada teratas di sebuah bukit atau gunung.
 
Uniknya, seperti yang sudah biasa terjadi, makam Suku Kalang tidak membujur dari selatan ke utara, melainkan membujur dari timur ke barat. Cara memakamkan Suku Kalang juga tidak ditanam di dalam tanah, namun hanya ditidurkan dengan badan dan wajah agak menengadah ke langit, dimana posisi tengkuk atau leher belakang diberi penyangga dari logam berbentuk huruf “Y” seperti ketapel.
 
Terkait penyangga tubuh SuKu kalang dari logam, Suku Kalang dulunya memang memiliki paradaban yang sangat tinggi dan sudah mengenal teknologi. Itulah kepintaran Suku Kalang, yang selangkah lebih maju dari suku-suku lainnya saat itu.
 


Suku Kalang hidup di jaman batu dan jaman logam, hal itu menandakan bahwa peradaban Suku Kalang bertahan hingga ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun sebelum punah. Manusia Suku Kalang menguasai peradaban batu dan ilmu pertukangan yang sangat canggih. Hal itu pula yang mendasari pendapat bahwa manusia Suku Kalang juga berperan aktif turut membangun Candi Borobudur, candi terbesar se-dunia yang ada di Magelang, Jawa Tengah itu.
 
Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800-an masehi, maka keberadaan manusia Suku Kalang yang ahli dalam hal arsitektur megah dan ilmu pertukangan batu itu, menandakan bahwa peradaban Suku Kalang sudah ada sejak leluhur orang Jawa membangun Candi Borobudur.

“saya saat itu menjadi juru kunci makam Suku Kalang dari tahun 1981sampai tahun 1991, hanya sepuluh tahun saja, saat itu ada ratusan makam Suku Kalang yang saja jaga dan saya rawat,  namun saat ini sudah banyak yang hilang, ini saya coba bersihkan kembali,” ujar Pak Sudi kepada awak media.


Jika di jaman batu itu manusia Suku Kalang sudah bisa menciptakan mahakarya arsitektur candi termegah di dunia yang terbuat dari batu, maka sudah jelas nenek moyang orang Jawa atau Nusantara saat itu, sudah memiliki ilmu dan teknologi yang sangat canggih.
 
Maka tak ada salahnya jika kita melestarikan atau merawat peninggalan leluhur Suku Kalang yang masih tersisa. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network