Dari Tempat Nongkrong Jadi Panggung Ekspresi Komunitas, ini Fenomena Ruang Ngopi di Pamulang

Dani M Dahwilani
Dalam beberapa tahun terakhir, geliat kehidupan urban di pinggiran kota Jakarta menunjukkan dinamika baru dengan kemunculan ruang-ruang ngopi.

PAMULANG, iNewsTuban.id – Dalam beberapa tahun terakhir, geliat kehidupan urban di pinggiran kota Jakarta menunjukkan dinamika baru. Salah satunya dari kemunculan ruang-ruang ngopi yang berkembang pesat di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Bukan sekadar tempat minum kopi, kafe-kafe ini perlahan menjelma menjadi ruang pertemuan, interaksi sosial, hingga panggung ekspresi lintas generasi.

Fenomena ini tergambar jelas dari peristiwa yang terjadi Sabtu lalu. Sebuah tempat yang relatif tersembunyi di Gang Mahid, seberang IGD RSU Pamulang, mendadak menjadi pusat keramaian. D’Jajan Kopi Social Space, salah satu tempat ngopi yang dikenal sebagai hidden gem, menggelar acara musik bertajuk Pamulang Distorsick dan menyedot perhatian warga dari berbagai kalangan.

Lebih dari sebelas musisi lokal tampil silih berganti sejak pagi hingga malam. Momen ini tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga mengubah cara masyarakat memaknai sebuah kafe: bukan lagi tempat pasif untuk duduk dan mengisi waktu, tetapi sebagai ruang aktif yang memfasilitasi interaksi dan ekspresi. Anak muda, orang tua, hingga anak-anak terlihat berbaur menikmati suasana yang belum pernah muncul sebelumnya di kawasan ini.

Menariknya, partisipasi warga sekitar terjadi secara spontan. Mereka membantu membuka akses parkir tambahan, menata tempat duduk, bahkan menyumbangkan kursi dan sofa demi kenyamanan bersama. Kekompakan ini menunjukkan bahwa tempat ngopi dapat menjadi katalis solidaritas sosial, bukan sekadar ruang konsumsi.

Di tengah atmosfer tersebut, sajian kuliner seperti steak dan kopi memang menjadi pelengkap. Namun yang justru menonjol adalah bagaimana ruang ini memberi tempat bagi budaya lokal dan kreativitas warga. Bahkan dalam suasana informal, para musisi lokal tampil penuh dedikasi—seolah tak sedang di kafe kecil, tapi di sebuah konser profesional.

Keberadaan ruang seperti ini mencerminkan perubahan lanskap kota pinggiran: ketika ruang publik terbatas, maka tempat privat semi-komersial seperti kafe mengambil alih fungsi sosial yang dulunya dimainkan taman kota, balai warga, atau lapangan.

Sosok di balik konsep ini adalah Okta Surya Riadi atau Octa Bond, yang menyebut timnya sebagai bagian dari Creative & Innovation Hub. “Indonesiaku Keren. Dari sekadar steak and coffee, jadi ruang inspirasi Social Space. Dari kompor ke spotlight dan ini baru permulaan!” katanya, dalam keterangan tertulis dilansir Senin (2/6/2025).

Pernyataan itu merefleksikan semangat baru dalam merancang ruang, bukan hanya untuk menjual produk, tetapi untuk menumbuhkan jejaring sosial, ekspresi seni, dan kebersamaan lintas batas usia dan kelas.

Kisah ini menunjukkan bahwa fenomena tempat kopi di Pamulang tak lagi bisa dilihat hanya dari sisi kuliner atau gaya hidup. Dia telah menjadi bagian dari transformasi sosial yang lebih luas—menandai bagaimana ruang-ruang kecil bisa memberi dampak besar dalam kehidupan kota.

Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network