TUBAN, iNewsTuban.id – Sedikitnya 1.000 anggota Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) se-Jawa, mendatangi komplek Makam Sunan Bonang, di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, minggu (31/08) .
Kedatangan ribuan anggota Ormas PWI LS ini bukan tanpa maksud, mereka mendatangi Makam Sunan Bonang untuk ziarah kubro dan juga melakukan tahlil akbar. Namun selain ziarah kubro dan tahlil, Ketua PWI LS Jawa Timur, KH Syaikhur Rijal menyampaikan bahwa ia juga turut berbelasungkawa atas tragedi (demo: red) di beberapa kota di Indonesia hingga menimbulkan korban jiwa beberapa hari terakhir.
“ini bukan aksi, kita berkumpul disini tujuannya ziaroh kubro dan tahlil akbar di makam sunan bonang, yang kedua kita ikut belasungkawa dengan adanya tragedi kemarin (demo: red), kita sholat ghoib juga tahlil bersama,” ujarnya di depan halaman Masjid Agung Tuban.
Gus Rijal, sapaan akrabnya menyatakan, bahwa kehadirannya bersama ribuan anggotanya tersebut mengemban misi untuk menjaga Negara, menjaga budaya dan menjaga tradisi bangsa.
“memang misi kita menjaga negara, menjaga budaya, menjaga tradisi bangsa dan dari beberapa laporan banyak di kawasan sunan bonang ini sudah berubah, dan perubahan itu sangat jelas sekali, karena itu harus di lindungi undang undang, karena disitu ada cagar budaya dan itu yang kita tuntut nanti agar pihak yang berwajib untuk menyelesaikan masalah ini,” imbuhnya.
Menurut pria asal Malang ini, Indonesia adalah negara hukum, jadi siapapun yang melanggar hukum, baik itu ulama, kyai, maupun habaib, harus diproses secara hukum. Pihaknya juga sudah melaporkan tindakan dugaan perusakan cagar budaya Makam Sunan Bonang tersebut ke Mapolres Tuban.
Indonesia Negara hukum siapapun yang melanggar hukum, baik itu ulama, baik itu kyai, baik itu habaib harus diusut tuntas, karena kita milik bersama, musuh kita bukan rakyat, musuh kita bukan Negara, musuh kita bukan pemerintah, musuh kita bukan sesama bangsa, tapi musuh kita sesungguhnya yang merusak bangsa ini, yang menjajah bangsa ini, termasuk pengaburan sejarah dan merusak situs sejarah, itulah yang kita perjuangkan sekarang, semoga kita semuanya diberkati oleh Allah,” tegasnya yang disambut amiin oleh para anggota.
Sementara itu Ainun Na’im, advokat PWI LS Tuban, menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu beredar video di Tik Tok bahwa Husein Baagil menyatakan keterlibatannya dalam penggalian atau pemakaman di area komplek makam Sunan Bonang, Sembilan puluh persen.
“karena apa, sebagaimana yang disampaikan dimedia sosial tik tok bahwa sembilan puluh persen Husein baagil menyampaikan terlibat didalam penggalian atau pemakaman di area komplek makam sunan bonang, dan ini kami untuk membuktikan pernyataan Sembilan puluh persen itu benar apa enggak, kalau enggak kita mohon kebijakan dari orang yang berwenang untuk melakukan penyidikan ini sampai tuntas,” ucapnya berapi-api.
Ainun Na’im juga menyatakan, Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Tuban, juga melaporkan di Polres Tuban, terkait dugaan melakukan pelanggaran undang undang ITE dan undang undang perusakan cagar budaya yang dilakukan Husein Baagil.
“kemudian dari FKPP forum komunikasi pondok pesantren tuban, juga melaporkan di polres tuban, yaitu diduga melakukan pelanggaran undang undang ite dan undang undang perusakan cagar budaya karena dari pernyataan itu setelah dapat referensi banyak hal, kalau memang benar benar si husein itu melakukan pemakaman atau keterlibatannya dalam penggalian dan pemakaman Sembilan puluh persen, maka patut diduga husein baagil juga terlibat dalam hal ini,” imbuhnya.
Ainun Na’im menegaskan bahwa siapapun yang melakukan pelanggaran terkait perusakan cagar budaya Makam Sunan Bonang Tuban, harus diproses secara hukum. Ia kembali meminta kepada Husein Baagil agar membuktikan pernyataannya terlibat dalam pemakaman di komplek Makam Sunan Bonang.
Saat disinggung apakah pihaknya sudah melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pihak Husein Baagil, Ainun Na’im menegaskan bahwa komunikasi itu tidak penting, dan apa yang ia lakukan bersama PWI LS adalah membuktikan pernyataan Husein Baagil di media sosial Tik Tok.
“siapapun yang melakukan ini apakah kyai, apakah ulama atau pejabat apapun harus diproses, kami tidak penting untuk melakukan komunikasi itu, yang jelas apa yang kami lakukan yang kami tuntut agar supaya husein baagil itu membuktikan pernyataan itu terlibat dalam Sembilan puluh persen dalam pemakaman di komplek sunan bonang,” tutupnya.
Diketahui, sekitar seribu anggota PWI LS se-Jawa Timur, turut berkumpul di Makam Sunan Bonang, minggu kemarin. Selain itu, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut juga dari PWI LS Jawa Tengah dan juga Bekasi, Jawa Barat.
Menurut rencana, setelah melakukan ziarah kubro dan tahlil di Makam Sunan Bonang, PWI LS akan mendatangi kediaman Husein Baagil untuk melakukan klarifikasi atas pernyataannya tersebut, namun rencana itu urung, sebab menurut informasi Husein Baagil tidak berada dirumahnya, dikawasan Sleko, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban tersebut.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait