Tetap Bersyukur Meski di PHK, Hak Dipenuhi Perusahaan, Cerita Pilu Karyawan Anak Usaha Gudang Garam

Andika
PHK Massal Gudang Garam dan Surya Madistrindo: Ribuan Karyawan Terdampak, Industri Rokok Nasional sedang di Ujung Tanduk. Foto iNewsSurabaya/dika

SURABAYA, iNewsTuban.id – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di PT Gudang Garam Tbk terus meluas. Tidak hanya di perusahaan induk, anak usaha mereka, PT Surya Madistrindo yang menjadi distributor utama rokok asal Kediri ini, juga ikut terdampak. Puluhan hingga ribuan karyawan terpaksa harus angkat kaki dari perusahaan yang selama puluhan tahun menjadi raksasa industri rokok Indonesia.

Salah satu mantan karyawan Surya Madistrindo, menuturkan kisah pilu di balik keputusan sulit perusahaan. Sejak Maret 2025, ia bersama rekan-rekannya dari berbagai lini – mulai salesman hingga jajaran manajemen – harus menerima kenyataan pahit di-PHK.

“Ya mau bagaimana lagi, mas. Kami sudah bekerja semaksimal mungkin, tapi industri rokok sekarang sedang dihajar habis-habisan. Ada serbuan rokok elektrik dan rokok ilegal tanpa cukai. Untungnya hak kami masih dipenuhi perusahaan,” ungkap salah satu karyawan dengan nada pasrah.

Ia berharap pemerintah lebih tegas menertibkan peredaran rokok ilegal dan menata ulang regulasi cukai. “Kalau cukai terus naik tanpa solusi, ya industri legal makin tertekan. Rokok ilegal malah makin bebas bergerak,” tambahnya.

Kisah menyedihkan ini semakin ramai dibicarakan setelah beredar video viral ribuan pekerja Gudang Garam berpamitan. Dalam unggahan akun @DeavMedia, terlihat para karyawan saling berpelukan dan meneteskan air mata saat meninggalkan pabrik.

Video tersebut memicu beragam komentar netizen. Ada yang menyindir janji pemerintah soal penciptaan lapangan kerja, ada pula yang menyoroti beban cukai tinggi sebagai pemicu utama penurunan daya beli rokok.

Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, membenarkan adanya gelombang PHK di Gudang Garam. Ia menyebut penurunan daya beli masyarakat dan kenaikan tarif cukai membuat industri rokok nasional semakin terjepit.

“Beban pajak tinggi bikin rokok legal tidak lagi kompetitif. Sementara rokok ilegal justru semakin marak karena harganya lebih murah. Kalau kondisi ini dibiarkan, ancaman PHK bisa meluas bukan hanya di pabrik, tapi juga ke sektor logistik, sopir, pedagang kecil, hingga kontrakan di sekitar pabrik,” tegas Said Iqbal.

Ia menilai persoalan ini bukan sekadar hilangnya ribuan pekerjaan, tetapi berpotensi mengancam ratusan ribu buruh di sektor turunan. Oleh sebab itu, ia mendesak pemerintah mencari jalan tengah antara kampanye kesehatan dan keberlangsungan industri yang selama ini menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Selamatkan industri rokok nasional. Selamatkan puluhan ribu buruh dari ancaman PHK,” pungkasnya.

Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network