JAKARTA, Tuban.iNews.id – Anemia atau kurang darah merah paling rentan menyerang anak-anak hingga remaja. Mengapa? Alasannya bisa jadi anak-anak dan remaja sangat susah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Bukan rahasia lagi kalau anak-anak dan remaja lebih menyukai makanan junk food atau siap saja. Mereka pun melupakan sayuran hijau, aneka jenis daging hingga buah-buahan yang baik untuk tubuh dan mencegah anemia.
Dihimpun dari Healthline ada beberapa makanan yang bisa mengatasi anemia:
1. Buah bit
Makanan penambah darah pertama ada buah bit. Buah ini kaya akan nitrat yang baik untuk Anda karena tubuh akan mengubahnya menjadi oksida nitrat, yang dapat mengendurkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jaringan dan organ di seluruh tubuh Anda. Selain itu, buah bit juga mengandung zat besi yang tinggi sekaligus asam folat bersama dengan kalium dan serat. Minum jus bit setiap hari dipastikan dapat menambah jumlah darah Anda.
2. Ikan berlemak
Ikan berlemak seperti salmon dan mackerel adalah sumber asam lemak omega-3 yang sangat baik. Lemak ini sangat bermanfaat untuk sirkulasi darah karena dapat meningkatkan pelepasan oksida nitrat, yang melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Selain itu, lemak omega-3 juga membantu menghambat penggumpalan trombosit dalam darah Anda.
3. Daging merah dan unggas
Makanan penambah darah berikutnya adalah daging merah dan unggas. Di dalam 100 gram daging merah, seperti daging sapi dan daging kambing, terdapat sekitar 2,7 mg zat besi.
Mengacu pada pentingnya zat besi untuk mencegah anemia, Dr Rimbawan, Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB bersama Kementerian Agama dan Ajinomoto memberikan sharing informasi dan pengalaman meningkatkan status gizi, serta memperbaiki Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) anak-anak maupun remaja di Indonesia. Sharing lewat School Lunch Program (SLP) membahas poin penting tentang anemia pada anak-anak, khusunya mereka yang berada di pesantren.
“Kami memberikan panduan tiga buku berisikan modul edukasi gizi di pesantren yang bermanfaat untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja. Kami juga memberikan buku berisikan kumpulan resep dan pilihan aplikasi menu lezat bergizi seimbang,” ujar Dr Rimbawan.
Dikatakan Dr Rimbawan, anemia merupakan penyakit, di mana jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah yang normal. Saat didiagnosis anemia, proses pengantaran oksigen dan nutrisi ke semua sel dan jaringan tubuh menjadi terganggu. Kemudian, muncul berbagai keluhan, seperti mudah lelah, pusing, hingga kulit pucat. Untuk itu, perlu asupan makanan yang kaya akan nutrisi untuk menambah darah.
“Dalam pilot project target kami menurunkan prevalensi status anemia santri di pondok pesantren melalui pemberian makanan bergizi seimbang dan pendidikan gizi. Setelah kami menyediakan menu yang tinggi kandungan zat besi, santri mulai makan lebih banyak. Hasilnya, kami mampu mengurangi 20 persen kejadian anemia di kalangan santri,” kata Dr Rimbawan.
Sementara itu Tim SLP akan terus kontribusi untuk mengatasi masalah gizi anak di Indonesia, khususnya di pondok pesantren.
“Kami bersama Tim SLP dari Institut Pertanian Bogor (IPB) akan melakukan observasi dan seleksi memilih 12 pondok pesantren. Kami akan memberikan arahan tentang gizi seimbang untuk mencegah anemia pada santri di pondok pesantren masing-masing,” kata Grant Senjaya, Head of Public Relations Dept-PT Ajinomoto Indonesia.
Editor : Prayudianto