get app
inews
Aa Text
Read Next : Didenda Rp 750.000, Warga Tuban Keluhkan Tingginya Denda Tilang Pengadilan Negeri Tuban

Misteri Jejak China Yang Tersisa Di Pulau Kangean Sumenep

Minggu, 10 Juli 2022 | 18:16 WIB
header img
Makam leluhur China di Dusun Lambheng Dajah, Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur, Jumat (8/7/2022). (Foto : Istimewa)

SUMENEP, Tuban.iNews.id - Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur (Jatim) menyimpan misteri kisah perjalanan warga China. Jejak-jejak mereka pun masih tersisa di pulau tersebut.

Salah satu warga bernama Encek Mang (65) tampak tidak berbeda dengan warga lain. Saat ditemui di rumahnya di Dusun Pecinan, Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, lelaki bernama asli Fathorrahman ini mengenakan sarung dan baju batik tanpa kopiah.

Hanya saja, ketika dilihat lebih teliti, tampak bahwa di tubuhnya mengalir gen dari turunan China. Kulitnya lebih putih dan semburat warna merah muda tampak di pipinya. Matanya juga terlihat lebih sipit.

Apalagi dari sisi panggilan, awalan Encek semakin memperjelas bahwa dia adalah keturunan China. Rata-rata di dusun itu, setiap laki-laki dipanggil dengan sebutan encek dan perempuan dengan encik. Encek adalah sebutan untuk paman dan encik untuk perempuan.

"Tapi saya sudah tidak tahu mengenai leluhur saya itu. Bahkan kakak saya yang usianya 80 tahun juga tidak bisa menjelaskan asal usul kami ini. Yang saya tahu, katanya saya memang ada turunan China," kata pensiunan guru dan kepala sekolah ini.

Dia hanya bercerita bahwa di dusun itu ada makam satu orang asal China. Tokoh yang oleh warga biasa dipanggil Mak Ribut itu, makamnya ada di sebelah timur rumah Encek Mang.

Bahkan lokasi makamnya mepet dengan bangunan rumah. ​​​​​​Dulu, makam itu sering didatangi warga China untuk ziarah, namun kini sudah tidak ada lagi yang datang.

Bukan hanya pengetahuan Encek Mang tentang leluhurnya yang mulai putus, tapi beberapa warisan budaya China di kampung itu sudah tidak bersisa. Bangunan jenis Pecinan di kawasan itu kini tidak lebih dari lima unit.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut