TUBAN, iNewsTuban.id – Seni Karawitan merupakan perwujudan ungkapan perasaan manusia, yang dituangkan dalam nada-nada Pelog dan Slendro yang sifatnya halus. Karawitan adalah musik Jawa yang dimainkan dalam pagelaran musik Gamelan Jawa.
Untuk bisa mengerti nada-nada Gamelan Jawa, langkah awal untuk kita bisa akan karawitan, adalah berlajar tembang dahulu, baru setelah paham tembang-tembang dengan titi laras yang benar (hafal dan mengerti) maka kita secara mengalir nanti akan bisa memainkan alat musik Gamelan Jawa dengan baik.
Gamelan Jawa terdiri dari dua laras, yaitu Pelog dan Slendro, dimana keduanya mempunyai ciri khas masing-masing. Akan tetapi secara fungsinya sebagai pendukung tetembangan dan iringan tari maupun pewayangan itu sama.
Instrumen Gamelan terdiri dari beberapa fungsi, yang pertama sebagai pamurba irama. Pamurba itu artinya pemimpin irama yang ada pada istrumen kendang, yang kedua sebagai penuntun lagu atau tembang, ada pada alat-alat melodis seperti saron, demung, peking, saron penerus, slentem, gender, gambang, rebab, siter, dan suling. Penuntun irama juga ada pada instrumen kenong, gong, ketuk.
Selain sebagai instrumen penuntun, instrumen melodis seperti suling, siter, gambang, rebab, gender, bonang juga berfungsi sebagai penghias lagu.
Sedangkan tembang merupakan seni vokal karawitan yang terdiri dari seni tetembangan dan seni sesindenan. Tembang dipetakan menjadi beberapa jenis, ada tembang dolanan, tembang mocopat, sekar tengahan, sekar ageng. Dalam penyajiannya, tembang-tembang tersebut dihiasi oleh alunan-alunan suara yang dinamakan sindenan.
“untuk belajar karawitan, kita harus melewati latihan dasar menabuh dulu, namun yang terpenting kita adalah memahami tembang jawa dahulu, dan yang lebih penting adalah perasaan suka atau mencintai tradisi senin karawitan jawa, sehingga anak akan termitivasi untuk belajar lebih lanjut,” ujar Purwo Suleksono, guru Seni Budaya dan Bahasa Jawa, saat menjadi narasumber di Podcast Cethik Geni.
Editor : Prayudianto