TUBAN, iNews.id - Momen bulan ramadan dan lebaran menjadi berkah bagi salah satu ibu rumah tangga asal Kelurahan Doromukti, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban yang menggeluti bisnis parcel sejak 5 tahun silam.
Owner Chiz Parsel, Arie Siska Herviyanti saat ditemui di rumahnya menceritakan, dirinya memulai saat 5 tahun lalu ketika membuat parsel kado ulang tahun untuk teman anaknya. Saat itupun kemudian ada teman yang bertanya, beli di mana? Ia pun menjawab buat sendiri.
"Karena mungkin bagus dan unik bentuknya, teman saya bilang kok bagus. Ya dari situ awalnya buat bisnis parsel ini, kemudian teman-teman pesan ke saya, dan akhirnya keterusan hingga sekarang," cerita ibu 2 orang anak ini.
Siska menambahkan, selain parsel, jika hari-hari biasa ia juga menerima pesanan hampers ulang tahun, buket yang dikerjakan di rumah. Namun selama ramadan ini pesanan parcel di tempatnya menembus hingga 500 parcel dengan berbagai ukuran dan harga.
"Kalau per hari rata-rata 20 parcel, kalau full ramadan seperti tahun lalu sekitar 500 parcel. Tapi tahun ini sepertinya bisa lebih," tutur ibu dua anak ini.
Untuk harganya, ia mengaku mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta tergantung permintaan customer. Misal mau pesan isi snack dan minuman saja atau sembako tergantung request. Jadi customer dapat menentukan sendiri keinginannya seperti apa.
"Untuk pemesanan sekitar Tuban, Bojonegoro, Surabaya, tapi pemesan ada yang dari Jakarta, Kalimantan. Itu biasanya untuk diantarkan ke saudaranya yang di Tuban," imbuh Siska.
Produk parsel buatan Siska yang akan dikirim ke pemesan. Foto : iNews/Siro
Selain perorangan, owner Chiz Parcel itu mengungkapkan biasanya dirinya juga menerima pesanan dari instansi atau perusahaaan.
"Kalau perusahaan atau instansi biasanya sekali pesan 100 parcel," timpal Siska.
Untuk mengerjakan pesanan parcel tersebut, dirinya mengaku dikerjakan sendiri. Namun jika orderan banyak seperti saat jelang lebaran ini ia merekrut karyawan freeline untuk membantunya.
Ditanya terkait tingkat kesulitan membuat parsel, dia berujar untuk snack tidak ada kesulitan, namun yang barang pecah belah seperti toples dan piring itu yang paling mahal dan sulit. Karena risiko pecah atau rusak saat pengiriman.
"Karena harus menyusun sedemikian rupa agar menarik dan bagus. Itu seni menyusun parsel yang harus dipahami," tuturnya.
Jika pada hari biasa selain ramadan, ia menerima pesanan 3 hingga 5 parsel, namun untuk ramadan bisa 4 atau 5 kali lipat.
"Omzetnya lebih dari Rp 50 juta selama ramadan ini," pungkasnya.
Editor : Prayudianto