TUBAN, iNewsTuban.id – Seorang pemuda di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mampu merubah sampah menjadi sumber mata pencarian warga sekitar, dengan mengolah sampah organik dan non organic. Kini tempat pembuangan sampahnya menjadi TPS percontohan se-Kabupaten Tuban.
Sampah merupakan sebuah permasalahan, berbeda ceritanya ditangan pemuda satu ini. Berawal dari rasa kepedulian terhadap sampah yang menumpuk di tepi-tepi jalan, sawah dan lahan kosong, memunculkan rasa nekat untuk mengelola sampah tersebut guna menciptakan lingkungan yang bersih dan menciptakan lapangan pekerjaan di wilayahnya.
Sampah organik dan non organik yang dipilah, kini menghasilkan uang, sehingga bisa memiliki 14 karyawan untuk tempat pembuangan sampahnya.
Sampah organik memiliki banyak rahasia, salah satunya bisa memunculkan Maggot BSF dan pupuk organik. Sampah organik seperti sisa makan atau dedaunan didiamkan dulu selama 2 minggu, agar berfermentasi menjadi pupuk cair, serta bisa digunakan untuk pakan maggot. Dalam satu bulan bisa menghasilkan 7 kwintal maggot dan 1 ton pupuk organik.
Maggof BSF sendiri bisa menghabiskan 4 kwintal sampah organik perharinya. Bayangkan jika hal ini diterapkan di semua tempat pembuangan sampah atau TPS.
Untuk sampah non organik dipilah lalu disesuaikan dengan tipenya kemudian dijual ke pengepul rosokan.
“sebenarnya mengolah sampah bukan pilihan, tapi bentuk kepedulian kita, bisa mengolah sampah merupakan sebuah kebanggan, sampah organik kan bau, banyak lalatnya ternyata kita olah jadi maggot bsf itu menjadi sebuah penghasilan untuk mengaji karyawan,” ujar Ahmad Abdul Hamid, Pengelola Omah Sampah Plumpang .
Hamid berpesan kepada semua pemuda, jangan jijik atau mengabaikan sampah-sampah yang menumpuk, kalo bukan kita siapa lagi yang membersihkan lingkungan sekitar kita.
Editor : Prayudianto