get app
inews
Aa Read Next : Antisipasi Penyalahgunaan Narkoba di Bulan Ramadhan, Satreskoba Polres Tuban Razia Narkoba

Banjir Akibat Luapan Sungai Bengawan Solo Merendam Tiga Desa di Tuban, Jawa Timur

Selasa, 12 Maret 2024 | 18:45 WIB
header img
Warga menyindir pemerintah dengan memasang boneka di tengah genangan banjir

TUBAN, iNewsTuban.id - Banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo di Tuban, Jawa Timur, merendam tiga desa di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Warga tidak bisa beraktifitas dengan normal, karena jalan-jalan desa juga terendam banjir akibat kiriman dari hulu sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.
 
Warga di Desa Kebomlati, Desa Klotok dan Desa Kedungsoko yang berada di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo, senin siang.
 
Air luapan sungai Bengawan Solo mulai masuk ke pemukiman warga mulai minggu kemarin, namun hingga senin pagi ketinggian air terus meningkat. Meski sudah terendam banjir, warga masih memilih untuk bertahan di rumahnya masing-masing.
 


Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 30 centimeter hingga 60 centimeter. Warga pun tidak bisa keluar dari desanya, karena jalan poros desa dipenuhi air luapan sungai Bengawan Solo.
 
Kapolsek Plumpang, Iptu Nuril Huda, meninjau langsung wilayah-wilayah yang terdampak banjir, serta memetakan desa-desa yang perlu dipantau kedalaman luapan air sungai Bengawan Solo ini.
 
“yang terkena banjir ada 3 desa yang pertama Desa Kebomlati, disini ada 7 rumah terendam banjir, kemudian di Desa Klotok ada dusun Ngisik yang terdampak serta di Desa Kedungsoko, Dusun Mojo yang kena imbas, sampai dengan saat ini warga masih bertahan di rumah masing-masing,” ujar Iptu Nuril Huda, Kapolsek Plumpang.
 


Sementara itu di Desa Nandungrejo, Kecamatan Plumpang, warga merasa geram akibat drainase yang dinilai tidak berfungsi dengan baik, sehingga air banjir tidak bisa mengalir keluar dari desa.
 
Hampir setiap kali sungai Bengawan Solo meluap, warga terkena imbasnya. Air luapan sungai Bengawan Solo menggenangi halaman rumah, di dalam rumah, serta jalan poros desa.
 
Warga berinisiatif membuat replika boneka orang-orangan, yang bertuliskan keluhan mereka. Boneka tersebut ditaruh di pinggir jalan desa, agar mendapatkan perhatian pemerintah setempat dan warga yang melintas memperlambat laju kendaraannya.
 


“untuk alasanya itu untuk pengguna jalan agar memperlambat laju kendaraannya serta biar semua orang tahu, apalagi untuk perangkat desa biar tahu kalo sini sering banjir, banjir disini sudah 3 hari belum surut, malah mungkin nanti malah tambah kedalamannya. rumah dan persawahan terendam, untuk ketinggian masih 40 centimeter hingga 50 centimeter dijalan raya, beda lagi kalo di rumah-rumah bisa hingga 60 centimeter,” ungkap Yusuf, warga Desa Bandungrejo.
 
Warga berharap ada bantuan dari pemerintah setempat. Hingga saat ini kedalaman air masih berpotensi meningkat.

Editor : Prayudianto

Follow Berita iNews Tuban di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut