TUBAN, iNewsTuban.id - Proyek pembangunan pengolahan gas bumi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, digeruduk puluhan warga Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, sambil membawa peralatan dapur.
Para demontrans yang di dominasi emak-emak itu berunjuk rasa menuntut transparansi perijinan dan perekrutan tenaga kerja.
Puluhan warga Desa Sambonggede ini menggelar aksi unjuk rasa di proyek pembangunan pabrik pengelola gas bumi milik PT Sumber Aneka Gas (SAG) yang berdiri di desa setempat.
Para pengunjuk rasa yang di dominasi kaum terkuat di bumi yaitu emak-emak, yang berunjuk rasa menuntut transparasi perijinan dan perektrutan tenaga kerja.
Emak-emak yang berunjuk rasa ini membawa peralatan dapur, serta spanduk-spanduk tuntutan.
Mereka melakukan orasi secara bergantian, aksi damai ini juga diwarnai suara-suara tabuhan alat dapur yang mereka bawa untuk meramaikan suasana.
Dalam aksi ini, mereka menuntut keterbukaan perusahaan terkait site plan, perijinan, amdal, serta perektrutan tenaga kerja.
Sebab selama ini belum ada sosialisasi maupun komunikasi perusahaan ke warga desa setempat.
Selain itu masa juga menduga adanya oknum tni yang terlibat dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan pabrik pengolahan gas bumi tersebut.
“mengenai amdal, amdalalin, kami sudah mengirim surat baik-baik 2 kali tapi di abaikan, dua minggu lagi kalo tidak ada keterbukaan sama warga kita demo lagi, kodim sama polres kita tuju sekaligus. ada tni yang terselubung yang ikut proyek ini,” ungkap Zumrotul Fitria, kordinator aksi.
Sementara itu, PT Sumber Aneka Gas membantah seluruh tuduhan pengunjuk rasa. Perusahaan swasta yang berencana mengolah gas bumi ini memastikan telah mengantongi perizinan. Namun dokumen tidak mungkin di berikan kepada setiap orang.
“perizinan, kouta perempuan, ketidak transparan pekerjaan kemudian pajak, izin-izin nah itu perlu kami sampaikan kami ini endak mungkin tidak berizin jadi izin itu sudah ada semua cumakan tidak bisa setiap hidung minta dikasih kepentinganya apa jadi nanti kalo dialog dari pemerintah tuban mengundang kami semua yang dipermasalahan mereka akan kita tampilkan semua. mohon maaf sekarang UKL, UPL kalo kita bukam amdal, karma amdal itukan lihat dampak. kita pakai UKL/ UPL karena kita kecil,” ungkap Maria Magdalina, Government Relation PT Sumber Aneka Gas.
Setelah itu puluhan warga melanjutkan aksinya di depan kantor bupati dan kantor Kejaksaan Negeri Tuban.
Namun karena tak mendapat tanggapan, akhirnya para demonstran membubarkan diri.
Massa aksi mengancam akan berunjuk rasa lagi, jika sampai dua minggu ke depan belum ada keterbukaan informasi dari PT Sumber Aneka Gas.
Editor : Prayudianto