JAKARTA, iNewsTuban.id - Perjalanan karier politik Prabowo Subianto, berawal dari militer hingga ke kursi pemerintahan. Prabowo Subianto adalah tokoh politik yang mendapat banyak perhatian di Indonesia. Setelah pensiun dari militer, ia beralih ke dunia bisnis dan politik.
Berdasarkan buku 'Pemilu 2019: Kohesi Sosial Terdampak', karier politik mantan Danjen Kopassus itu dimulai ketika ia mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden dari Partai Golkar dalam konvensi Capres Golkar tahun 2004. Meski lolos, Prabowo kalah suara dari Wiranto.
Pada 6 Februari 2008, bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon dan lainnya, Prabowo mendirikan Partai Gerindra. Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina DPP. Pada Pemilu 2009, Gerindra meraih 4,46 persen suara dan menempatkan 26 wakil di DPR.
Pada 9 Mei 2008, Partai Gerindra mengusulkan Prabowo sebagai bakal calon presiden untuk pemilu 2009. Namun, setelah proses negosiasi, Prabowo akhirnya bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri.
Keduanya menandatangani Perjanjian Batu Tulis, yang mencakup beberapa kesepakatan, termasuk bahwa Megawati dan Prabowo akan mendukung program masing-masing dan Prabowo akan mendapat dukungan dari Megawati untuk pencalonannya sebagai presiden pada pemilu 2014.
Menurut buku 'Pemilu 2014: Partai Politik Peserta Pemilu, Gerindra dan Demokrat', pada Pilpres 2009, Prabowo menjadi calon wakil presiden terkaya. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN), Prabowo memiliki aset dengan total Rp1,579 triliun dan 7,57 juta dolar Amerika Serikat.
Kekayaannya meliputi 84 kuda istimewa, beberapa di antaranya bernilai hingga Rp3 miliar per ekor, serta sejumlah mobil mewah. Kekayaan ini meningkat 160 kali lipat dari yang dilaporkan pada tahun 2003.
Hasil perhitungan manual KPU yang diumumkan pada 25 Juli 2009 menunjukkan, Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Pada Pilpres 2014, Partai Gerindra mencalonkan Prabowo sebagai presiden. Prabowo menyatakan kesiapannya meskipun elektabilitas partainya rendah. Beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo sebagai yang tertinggi di antara calon presiden lainnya tetapi para pengamat politik memperkirakan langkahnya mungkin terganjal oleh rendahnya elektabilitas Partai Gerindra.
Berdasarkan buku 'Pemilu 2019: Mengulang Kontestasi 2014', dalam kampanyenya, Prabowo memperkenalkan “Enam Program Aksi Transformasi Bangsa,” yang mencakup pembangunan ekonomi yang kuat dan adil, ekonomi kerakyatan, kedaulatan pangan dan energi, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pembangunan infrastruktur, perlindungan lingkungan serta pemerintahan bebas korupsi.
Dalam pemilihan presiden 2019, Prabowo maju kembali dengan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden. Namun, pasangan ini tidak berhasil memenangkan pemilihan. Pada 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik sebagai Menteri Pertahanan ke-26 dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024.
Pada Pemilu 2024, Prabowo mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Kali ini berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasangan Prabowo-Gibran berhasil meraih suara terbanyak dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024, berdasarkan hasil perhitungan suara yang telah disahkan oleh KPU di seluruh provinsi.
Mereka bersaing dengan dua pasangan calon lain: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Prabowo dan Gibran akhirnya menang dalam Pilpres 2024.
Itulah perjalanan karier politik Prabowo Subianto, yang dimulai dari konvensi Partai Golkar pada 2004, pendirian Partai Gerindra, hingga berbagai pencalonan dalam pemilihan presiden.
Editor : Prayudianto