DEMAK, iNewsTuban.id - Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada akhir abad ke-15 di Demak. Sebelumnya, Demak merupakan sebuah kadipaten Majapahit yang akhirnya melepaskan diri.
Dilansir dari Wikipedia, Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, seorang tokoh yang diyakini berasal dari keluarga dinasti Majapahit. Demak menjadi penggerak utama dalam runtuhnya kekuasaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.
Pada masa pemerintahan Trenggana di awal hingga pertengahan abad ke-16, Demak mencapai puncak kejayaannya. Trenggana berhasil menaklukkan pelabuhan-pelabuhan penting dan memperluas pengaruh Islam hingga ke pedalaman Jawa.
Salah satu keberhasilan terbesar Demak adalah merebut Sunda Kelapa pada tahun 1527 dari kekuasaan Kerajaan Sunda. Penaklukkan ini dipimpin oleh Fatahillah, yang kemudian mengganti nama pelabuhan tersebut menjadi Jayakarta.
Demak juga memiliki pengaruh hingga luar Jawa, termasuk Jambi dan Palembang di Sumatra bagian timur. Wilayah-wilayah ini menjadi bagian dari kekuatan maritim dan perdagangan Demak.
Keberhasilan Demak menjadikannya sebagai pusat kekuatan politik dan agama di Nusantara. Namun, kemunduran mulai terjadi setelah Trenggana tewas dalam perang melawan Panarukan pada tahun 1546.
Penggantinya, Sunan Prawoto, naik tahta tetapi terbunuh pada tahun 1547 atas perintah Arya Penangsang, penguasa Jipang. Konflik perebutan kekuasaan terus berlanjut hingga Arya Penangsang tewas di tangan Joko Tingkir.
Sebagai pemenang, Joko Tingkir memindahkan pusat kekuasaan dari Demak ke Pajang dan mendirikan Kesultanan Pajang. Hal ini menandai berakhirnya Kesultanan Demak sebagai kerajaan yang berdaulat.
Meskipun runtuh, Kesultanan Demak meninggalkan warisan besar dalam sejarah Nusantara. Perannya dalam penyebaran Islam dan pembentukan identitas budaya Jawa tetap dikenang hingga kini.
Editor : Prayudianto