get app
inews
Aa Text
Read Next : Mahasiswi KKN UNIDA Gontor Gelar Pesantren Ramadhan dan Lomba Kultum Islami tentang hikmah berpuasa

Aksi Dramatis, Miniatur Pocong dan Tabur Bunga Warnai Aksi Demo Tolak UU TNI di Kabupaten Tuban

Kamis, 27 Maret 2025 | 10:26 WIB
header img
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus saat berunjuk rasa di depan gedung DPRD Tuban, Rabu sore.

TUBAN, iNewsTuban.id - Ratusan mahasiswa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, turun ke jalan, rabu sore (26/03/2025). Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD setempat, menolak Undang-undang TNI yang dianggap berpotensi menghidupkan kembali Dwifungsi ABRI seperti era Orde Baru.

Miniatur pocong berwajah Presiden diarak dan mahasiswa meluapkan kemarahan mereka dengan tabur bunga serta membakar miniatur pocong dan ban bekas.

 


  
Jalan Teuku Umar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berubah menjadi lautan massa. Ratusan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus, turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Tuban, rabu sore.
 
Mereka menolak  Undang-undang TNI yang dinilai membawa Indonesia kembali ke masa kelam Orde Baru, dimana Militer memiliki peran ganda dalam pemerintahan dan kehidupan sipil.
 
Tak hanya berorasi, para mahasiswa juga membawa simbol perlawanan yang unik, yakni miniatur pocong dengan wajah Presiden sebagai bentuk protes atas kebijakan yang dianggap membunuh demokrasi di Indonesia.

 

Tak hanya itu, mereka juga menggelar aksi tabur bunga, sebuah pesan simbolik yang menggambarkan kematian demokrasi.
 
Namun suasana yang semula damai berubah panas ketika para mahasiswa merasa penjelasan dari Wakil Ketua DPRD yang terlalu bertele-tele dan tidak memuaskan mahasiswa.

 


 
Tensi semakin meninggi, suara protes semakin lantang. Namun, akhirnya situasi kembali kondusif, setelah pihak DPRD berjanji akan meneruskan aspirasi mahasiswa ke DPR RI dan pemerintah pusat.
 
“sangat kilat 5 hari sudah selesai dan juga tertutup, ada masyarakat yang masuk terus di intimidasi ini yang sangat di curigai. ada penambahan penambahan job tugas yang awalnya 10 menjadi 14 dan penambahan masa pensiun ini tentu sedikit sedikit kita akan digiring kembalikan lagi pada masa 98 orba. yang nanti dikhawatirkan negara kita ini nanti akan otoriter kembali apapun serba dikuasai satu komando oleh militer itu yang sangat kita khawatirkan. saya kira menurut kita juga kurang peka dan kurang etis, sebenarnya aksi kita ini kan juga sudah cukup kondusif tidak ada anarkis apapun tapi tanggapannya dari dprd agak nada tinggi itu sangat kita sayangkan,” ujar Ahmad Wafa Amirullah, Koordinator Aliansi Mahasiswa Tuban.

 


 
Dalam aksi ini, mahasiswa mengajukan lima tuntutan utama diantaranya mendesak Presiden mencabut perubahan UU TNI yang melegitimasi dwi fungsi ABRI.

 

Meminta Mahkamah Konstitusi bersikap independent, menuntut DPR dan Presiden menghentikan pembahasan RUU Polri.
 
Mendesak penghentian praktik kebijakan yang dianggap menutup aspirasi rakyat. Menuntut pengesahan RUU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat.

 


 
“terima kasih temen temen semua jadi kali ini tanggal 26 maret 2025 telah ada kegiatan unjuk rasa dari teman teman mahasiswa yang terkelompok dalam cipayung plus. alhamdulillah aksi unjuk rasa ini berjalan dengan lancar dan kondusif dan seluruh tuntutan tuntutan dari dari temen temn mahasiswa terkait 3 hal tersebut kami dari pimpinan dprd akan meneruskan kepada dpr ri dan pemerintah pusat,” kata Sugiantoro, Ketua DPRD Kabupaten Tuban.

 


 
Sebelum membubarkan diri, ratusan  mahasiswa ini sempat membakar miniatur pocong dan ban bekas di tengah jalan raya, sebagai wujud protes mereka kepada Pemerintah Pusat dan DPR RI.
 
Akses jalan ke arah Jalur Pantura pun sempat lumpuh akibat aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut.

 

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut