Kuliner Tengah Malam, Serabeh Lodeh Legendaris Khas Tuban

TUBAN, iNewsTuban.id - Sering makan Serabeh dengan santan atau parutan kelapa? itu sih biasa. Tapi bagaimana kalau Serabeh disantap dengan kuah lodeh. Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ada sajian unik bernama Serabeh Lodeh yang cuma bisa di temui saat tengah malam. Rasanya lezat, harganya ramah di kantong dan jadi favorit para anak muda yang suka begadang. Penasaran, berikut liputannya untuk anda.
Meski malam kian larut, semangat Sugeng (64) untuk mencari nafkah tak pernah padam. Ditemani sang istri, Kasmah (58) mereka mulai menyiapkan adonan Serabeh di rumah sederhana mereka di Dusun Bongkol, Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Tepung beras dan bumbu racikan sendiri jadi bahan utama serabeh khas Sugeng. Setelah adonan siap, Sugeng mulai memanaskan empat tungku gerabah andalannya, api kecil dan aroma khas langsung menyambut malam di teras rumah yang kini jadi dapur sekaligus warung.
Tepat pukul 22.30, pria 64 tahun mulai membuka lapak. Tak hanya Serabeh, tersedia juga lontong, kuah santan, hingga kuah lodeh yang gurih dan menggoda.
Yang bikin unik, Serabeh ini bukan dinikmati dengan kelapa parut seperti biasanya, melainkan disiram kuah lodeh hangat. Kombinasi yang tak biasa tapi justru bikin ketagihan.
Tak lama setelah buka, para pelanggan mulai berdatangan. Mereka bebas mengambil sendiri serabeh dan menu lainnya, lalu menikmatinya langsung di teras rumah Sugeng. Suasana akrab dan santai jadi daya tarik tersendiri.
Serabeh buatan Sugeng punya cita rasa khas yang cocok dipadukan dengan berbagai kuah. Tapi mayoritas pembeli justru memilih Serabeh dengan kuah lodeh. Rasanya lebih gurih dan cocok di santap malam-malam.
Kebanyakan pelanggan adalah anak muda yang begadang atau baru pulang lembur. Serabeh Lodeh jadi pengganjal lapar yang pas, murah, enak dan mengenyangkan. Apalagi Serabeh dipercaya mengandung karbohidrat kompleks yang bisa memberi energi tahan lama.
Sudah 17 tahun Sugeng menjalani usaha ini. Awalnya buka pukul 03.00 dini hari, namun kini memilih jam malam karena lebih ramai pembeli.
“makan serabeh lodeh. rasanya gurih nikmat dan lain. karena biasanya kan serabih pakai santan dan ini pakai lodeh. lumayan sering kesini karena dekat. harganya satu tangkep itu dua ribu,” ungkap Yusuf, pembeli.
Dalam semalam, Sugeng bisa menghabiskan 5 kilogram tepung beras. Pembelinya tak hanya dari sekitar rumah, tapi juga datang dari Kecamatan Jenu, Kerek, bahkan Surabaya dan Gresik.
“jualan serabeh lodeh sudah 17 tahun. warisan dari orang tua diteruskan. dalam semalam bisa habis 5 kilo tepung. selain serabih lodeh ada lontong lodeh, telor dan kerupuk. lodehnya isi telor, labu, sama mie. harganya serabih satu biji seribu. lontong aja 4 ribu kalo sama lodeh 5ribu. kalo sama telor tambah 3ribu. paling anyak disukai serabeh lodeh,” ujar Sugeng, penjual serabeh lodeh.
Harga yang murah dan rasa yang tak biasa, jadi alasan kenapa pelanggan tak pernah bosan Kembali. Satu lembar Serabeh hanya Rp. 1.000, lontong lodeh dijual mulai Rp. 4.000, tambah kuah dan telur cukup tambah Rp. 2.000 hingga Rp. 3.000 saja.
Tertarik mencobanya? Datang saja ke Desa Sumurgung, sekitar 5 kilometer dari pusat kota Tuban. Siapkan perut kosong dan siap-siap jatuh cinta dengan Serabeh Lodeh khas pak Sugeng.
Editor : Prayudianto