get app
inews
Aa Text
Read Next : Rajin Ibadah Setelah Mualaf, ini Cerita Mantan Bintang Film Syur Jepang Rae Lil Black

Mengenal Islam di Masjid Jumeirah Dubai, tak Terkecuali Seorang Katolik juga Belajar Islam Disini

Minggu, 04 Mei 2025 | 16:03 WIB
header img
Pemandu di Masjid Jumeirah Dubai, Tracey Latifa, menjelaskan tentang ajaran Islam di hadapan peserta tur, Selasa 22 Mei 2025. Masjid ini terbuka bagi non-Muslim dan simbol keterbukaan dan dialog lintas budaya. (iNews.id/Maria Christina Malau)

DUBAI, iNewsTuban.id – Masjid Jumeirah menjadi salah satu tempat yang berkesan bagi saya saat mengunjungi Dubai, Uni Emirat Arab. Saya yang seorang Katolik, bisa belajar mengenal Islam di masjid yang dikelola SMCCU (Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum Centre for Cultural Understanding) itu.

Masjid Jumeirah Dubai merupakan satu dari sedikit masjid di UEA yang terbuka bagi non-Muslim dan simbol keterbukaan dan dialog lintas budaya. Sesuai filosofi dan fokus programnya “Open Doors Open Minds, masjid ini membuka pintu bagi turis dari berbargai latar belakang agama, memberi kesempatan untuk berinteraksi dan bertanya apa saja seputar Islam kepada pemandu. 

Masjid yang dibuka pada tahun 1979 ini terinspirasi oleh visi Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA serta penguasa Dubai. SMCCU punya misi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman budaya di antara berbagai komunitas UEA yang berasal dari berbagai negara. 

 


Masjid Jumeirah Dubai, UEA. Masjid ini terbuka bagi non-Muslim dan simbol keterbukaan dan dialog lintas budaya. (iNews.id/Maria Christina Malau)

 

Saya bersama dua jurnalis mengunjungi Masjid Jumeirah yang berlokasi di kawasan bersejarah Al Fahidi, salah satu area tertua di Dubai, akhir April lalu. Bagaimana ceritanya?

Dibangun dengan Arsitektur Famitiyah

Sebelum ikut tur di Masjid Jumeirah pada Selasa pagi 22 April 2025 lalu, kami terlebih dulu registrasi 30 menit sebelumnya. Harga tiket tur AED 40 per orang. Ini sudah termasuk kopi Arab, kurma, dan luqaimat, donat ala Emirati yang manis. Kami menikmatinya di area ruang tamu sambil menunggu tur dimulai. 

Peserta tur wajib berpakaian sopan di sini. Untuk perempuan, bawalah kain penutup kepala atau scarf. Kalaupun lupa, bisa meminjam kerudung hingga abaya di sini. Sebelum masuk masjid, sepatu atau sandal juga harus dilepas.

Bagian luar Masjid Jumeirah menampilkan kubah dan menara kembar berwarna cokelat muda dengan sedikit sentuhan warna kuning. Masuk ke dalam, saya bisa melihat arsitekturnya yang indah dengan mosaik dan mural yang didominasi warna biru pastel terutama pada dinding. Namun, masjid ini juga bertabur warna-warna lain seperti cokelat, krem dan kuning. 

Di tengah masjid, tergantung lampu besar yang cantik. Masjid ini juga dihiasi lampu-lampu gantung kecil, memancarkan cahaya kehijau-hijauan, kuning dan biru tosca.

Kami kemudian dipersilakan duduk di karpet dalam masjid berkapasitas 1.200 jemaah ini. Sebagian memilih duduk di kursi-kursi yang sudah disediakan. Seorang pemandu perempuan bernama Tracey Latifa berdiri di hadapan kami, menyapa dengan ramah. Dia mulai dengan memperkenalkan tentang sejarah Masjid Jumeirah dan arsitekturnya.

“Masjid ini dibangun dengan gaya arsitektur Fatimiyah yang berasal dari Suriah dan Mesir,” kata Latifa.

 


Masjid Jumeirah Dubai dibangun dengan gaya arsitektur Fatimiyah yang berasal dari Suriah dan Mesir. (iNews.id/Maria Christina Malau)

 

Mengenal Ajaran Islam

Latifa kemudian mulai menjelaskan tentang ajaran Islam. Di hadapan kami para peserta tur, dia mengungkapkan Islam adalah agama yang sangat damai. 

“Saya tahu itu sulit dipercaya dengan yang apa sedang terjadi saat ini di berbagai belahan dunia, tapi Islam kenyataannya adalah jalan hidup yang sangat damai,” katanya. 

Dia memperkenalkan 5 Rukun Islam. Mulai dari bagaimana mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadan, dan menunaikan haji, dipaparkan dalam bahasa Inggris yang mudah dipahami. 

Bagaimana umat Islam mengambil wudhu sebelum salat, hingga arah kiblat saat salat yang menuju kakbah di Masjidil Haram, Makkah, juga dia terangkan. Latifa sesekali menunjukkan foto besar berbingkai, termasuk kakbah, agar lebih memudahkan pengunjung memahami. 

Penjelasannya juga disertai demonstrasi. Seorang pria berkandora putih mendemonstrasikan mulai dari cara mengambil wudhu dengan air secukupnya, dilanjutkan dengan salat.  

 


Para peserta tur banyak yang bertanya tentang ajaran Islam kepada pemandu di Masjid Jumeirah Dubai, Selasa (22/4/2025). (iNews.id/Maria Christina Malau)

 

Jika di Indonesia, para katib masjid bisa menentukan tema dan teks khotbah Jumat, di negara Uni Emirat Arab memberlakukan topik yang sama di seluruh masjid di wilayahnya. “Topik khotbah Jumat di Dumai dan UEA sama,” katanya. 

Peserta Tur Antusias Bertanya

Sesekali saya mengamati wajah-wajah peserta tur di masjid yang saya duga banyak non-Muslim. Mereka terlihat menyimak dengan seksama penjelasan Latifa. Ketika dipersilakan untuk bertanya apa saja terkait Islam, ternyata banyak yang mengacungkan tangan. Apalagi, Latifa juga menekankan, tidak perlu sungkan menanyakan apa pun terkait Islam. Semuanya akan dijawab.

Betul saja. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab Latifa dengan terbuka, mudah dipahami, dan tanpa penghakiman, persis seperti tagline-nya, open doors, open minds. Saya pun terkesima dengan caranya menjawab macam-macam pertanyaan peserta tur yang ingin tahu tentang Islam, termasuk soal kenapa laki-laki dan perempuan dipisahkan saat salat.  

Tidak terasa, waktu tur berakhir. Latifa pun mengingatkan kami untuk mengunjungi beberapa lokasi lain di kawasan Masjid Jumeirah dan SMCCU. “Semoga harimu menyenangkan, hati-hati, terima kasih sudah datang,” kata Latifa.

Banyak pengunjung yang menyempatkan mengambil foto-foto di dalam masjid. Masjid Jumeirah merupakan salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi di Dubai dan menjadi aktivitas budaya favorit mereka di Uni Emirat Arab, sebagaimana disebutkan SMCCU dalam lama resminya.

 


Sebelum tur di Masjid Jumeirah Dubai, wisatawan bisa menikmati kopi Arab dan kudapan seperti kurma dan luqaimat, donat ala Emirati yang manis. (iNews.id/Maria Christina Malau)

 

Saya tidak heran, setelah merasakan sendiri pengalaman tur di masjid ini. Saya pun yakin, setiap peserta tur membawa oleh-oleh pikiran yang lebih terbuka tentang ajaran Islam setelah mengunjungi Masjid Jumeirah. 

Jadwal Tur dan Harga Tiket Masjid Jumeirah
•    Tur digelar setiap hari kecuali Jumat. Kunjungan pertama ke masjid pada pukul 10:00. Kunjungan kedua ke masjid pada pukul 14:00
•    Pendaftaran dimulai 30 menit sebelum acara dimulai
•    Harga tiket : AED 40 (termasuk kopi, kudapan dn semua kegiatan majelis
•    Durasi tur: ±75 menit.
•    Pakaian: Pengunjung diminta berpakaian sopan. Abaya dan penutup kepala tersedia di lokasi
•    Bahasa: Seluruh tur ditemani pemandu dalam bahasa Inggris

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut