Waduk Jabung Ring Dyke Mangkrak, Pemicu Petani Tuban Meradang Terancam Gagal Panen

TUBAN, iNewsTuban.id - Lahan pertanian di wilayah Kecamatan Widang dan Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, terancam gagal panen akibat banjir yang rutin terjadi setiap musim hujan.
Para Petani terdampak menyebut, penyebab banjir yang merendam lahan persawahan tersebut tak lepas dari mangkraknya pembangunan Proyek Waduk Jabung Ring Dyke yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Tuban - Lamongan.
Pembangunan waduk yang semestinya menjadi solusi pengendalian air justru terbengkalai selama bertahun-tahun. Akibatnya, luapan air dari daerah hulu kali Avur tak dapat tertampung dan menggenangi area persawahan warga.
Akhirnya , sejumlah petani yang tergabung dalam Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, sempat nekat mendatangi Gedung DPRD Tuban. Mereka menuntut pemerintah segera melakukan normalisasi Kali Avur yang mengalami pendangkalan dan menyebabkan banjir berkepanjangan.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kondisi Kali Avur yang tak kunjung mendapat penanganan serius. Pendangkalan di sejumlah titik menyebabkan aliran air terhambat dan memicu banjir di kawasan pertanian. Para petani menyebut, banjir tahun ini merupakan yang terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Petani yang datang berasal dari berbagai desa terdampak, seperti Desa Klotok, Bandungrejo, Plandirejo, Sembungrejo, Kedungrejo, Kedungsoko, Kebomlati, Jatimulyo, Cangkring, dan Plumpang.
Selain area persawahan Kecamatan Plumpang, di wilayah Kecamatan Widang disisi selatan dari waduk Jabung Ring Dyke (JRD) beberapa lahan pertanian bernasib sama .
Koordinator aksi, Nur Aksan, mengatakan bahwa banjir yang terjadi sudah mengganggu aktivitas pertanian secara serius. Para petani bahkan terancam gagal tanam karena lahan terus tergenang.
“Kami meminta agar Kali Avur dinormalisasi secara menyeluruh. Fungsinya sebagai saluran air harus dikembalikan. Kami juga menuntut agar DAM Swiss 2 dibuka, atau dilakukan pembobolan saluran minggu ketiga bulan ini,” ujar Nur Aksan, Minggu (15/6/2025)
Nur Aksan menyatakan, meski ada tanggapan positif atas tuntutan kedua terkait pembukaan DAM, pihaknya belum puas karena belum ada kejelasan untuk permintaan utama yakni normalisasi Kali Avur. Jika tuntutan tak segera dipenuhi, ia mengancam akan menggerakkan massa yang lebih besar.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua Komisi III DPRD Tuban, Tulus Setyo Utomo, menyatakan dukungan penuh terhadap para petani. Ia menyoroti sedimentasi yang terjadi di Kali Avur dan menekankan pentingnya percepatan penyelesaian proyek Waduk Jabung Ring Dyke sebagai salah satu solusi jangka panjang.
“Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) harus berani mengambil langkah cepat. Jika Jabung Ring Dyke selesai, permasalahan banjir di Kali Avur akan jauh lebih mudah ditangani,” ucap Tulus.
Menurutnya, elevasi Waduk Jabung yang lebih tinggi dari wilayah Kecamatan Plumpang menjadi salah satu penyebab limpahan air yang terus menggenangi lahan petani.
Sementara itu, perwakilan teknis dari BBWS Bengawan Solo, Feri, menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan koordinasi internal terkait pembukaan DAM Swiss 2. Ia menjelaskan, pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke memang masih terhambat oleh masalah pembebasan lahan, khususnya di Desa Mlangi.
“Dari total 550 bidang, masih ada 57 bidang yang belum terselesaikan. Tahun ini tidak ada alokasi anggaran karena efisiensi. Rencananya akan dimasukkan dalam anggaran tahun 2026,” jelas Feri.
Ia menambahkan, proses pembangunan waduk akan dilanjutkan setelah seluruh bidang lahan tuntas dibebaskan.
Para petani berharap ada solusi cepat dari pemerintah. Jika kondisi ini terus berlarut, mereka mengaku khawatir gagal panen yang berdampak pada penghidupan sehari-hari.
“Kami butuh kepastian, bukan janji. Kalau tidak segera ada tindakan, sawah kami tidak bisa ditanami,” tutup Nur Aksan.
Editor : Prayudianto