Dari Limbah, Pemuda di Tuban Sulap Limbah Siwalan Jadi Briket, Raup Cuan Puluhan Juta Perbulan

TUBAN, iNewsTuban.id - Limbah kulit buah siwalan yang selama ini hanya dianggap sampah, di tangan pemuda asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur berubah menjadi berkah.
Melalui inovasi briket ramah lingkungan pemuda ini tak hanya menggeluti pasar lokal namun juga menembus pasar internasional dengan omset puluhan juta rupiah tiap bulannya.
Inilah buah siwalan buah khas Kabupaten Tuban, Jawa Timur. teksturnya kenyal, berair dan menyegarkan membuat buah ini digemari banyak orang.
Tapi siapa sangka bagian terluarnya justru jadi masalah, kulitnya yang keras dan berserat ini dulu hanya berakhir sebagai limbah. menumpuk dan tak bernilai.
Tapi tidak di tangan Latif Wahyudi, pemuda 26 tahun warga Desa Tahulu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban ini justru melihat peluang besar dari limbah tak berguna tersebut.
Dengan latar belakang pendidikan teknik kimia ia berinovasi menyulap kulit siwalan dan batok kelapa menjadi briket arang berkualitas tinggi.
Dimulai dari pencampuran arang batok siwalan dan kelapa, kemudian ditambah bahan perekat dan air. Campuran ini lalu dicetak menggunakan mesin khusus.
Setelah dibentuk, briket dipotong sesuai ukuran lalu dijemur di bawah sinar matahari. Proses ini memakan waktu hingga dua hari, sebelum akhirnya siap dipasarkan.
Briket-briket ini dikirim ke berbagai kota besar seperti Surabaya, Sidoarjo, Pandaan, Bekasi, Jakarta, hingga Bali dan NTT.
Tak hanya itu, produk lokal tuban ini juga sudah mensub ke pasar luar negeri seperti India dan Timor Leste.
Dalam sehari, Latif dan 12 orang pekerjanya mampu memproduksi hingga 1 ton briket. Dalam sebulan angka itu bisa menyentuh 15 ton produksi dengan omset mencapai Rp. 45 juta hingga Rp. 60 juta.
“untuk alasan memilih sebenarnya yang pertama adalah dari limbah kulit siwalan yang tidak ada nilai jualnya sehingga kami lirik ternyata memilik karakteristik mirip batok kelapa. Alasan kedua pastinya di tuban belum ada sehingga kami bercita cita menjadi pelopor. Saat ini bisnis briket kami memiliki kapasitas harian 750 kilogram sampai 1 ton perhari untuk sekmen marketnya kita alhamdulillah sudah masuk dalam semua daerah di indonesia selaim itu kita juga kerjasama dengan PT yang lebih besar dalam program sub membantu proses produksi seperti market luar negeri india dan timor leste. Untuk harga briket kami sendiri berkisaran Rp 4.700 - Rp 8000 perkemasan satu kilogram dan yang paling laris briket barbequ, untuk saat ini kapasitas kami perhari 1 ton dalam satu bulan bisa mencapai 15 ton dengan omset Rp 45 juta - Rp 60 Juta,” ujar Latif Wahyudi.
Untuk harga jualnya cukup terjangkau, briket dijual dengan kisaran harga Rp. 4.700 hingga Rp. 8.000 per-kemasan satu kilogram, tergantung jenis dan tujuan pemakaiannya.
Briket khusus Barbeque menjadi produk terlaris, karena daya bakarnya yang stabil dan minim asap.
Bermula dari limbah tak terpakai, berkat inovasi dan kegigihan, sekarang menjadi sumber penghasilan puluhan juta rupiah perbulan. Bukti bahwa dengan kreativitas, sampah pun bisa jadi cuan.
Editor : Prayudianto