get app
inews
Aa Text
Read Next : Dies Natalis ke-18, Civitas Akademika Membumikan Prestasi Menuju Unirow Jaya

UIN SATU Tulungagung Luncurkan Program RELIGREEN: Kampus Islam Berbasis Lingkungan dan Keberlanjutan

Selasa, 29 Juli 2025 | 08:39 WIB
header img
Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I.

Tulungagung, iNewsTuban.id — Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung memperkenalkan program strategis bertajuk RELIGREEN: Sustainable Minds, Greener futures. 

Program ini merupakan langkah konkret kampus dalam mewujudkan sistem pendidikan Islam yang berkelanjutan dan transformatif, sekaligus menjawab tantangan zaman terkait lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I menjelaskan bahwa RELIGREEN bukan sekadar proyek fisik atau slogan hijau, melainkan visi besar yang memadukan pendidikan berkualitas, kepedulian lingkungan, dan penguatan karakter berbasis nilai-nilai Islam. 

Konsep ini didesain untuk membangun ekosistem pendidikan yang ramah lingkungan, modern, dan inklusif, sejalan dengan kebutuhan masa depan.

Prof. Abd Aziz menegaskan, RELIGREEN adalah komitmen UIN SATU Tulungagung untuk melahirkan generasi yang cerdas, religius, dan sadar lingkungan. Program ini bukan kegiatan seremonial, melainkan gerakan transformatif yang akan membawa dampak jangka panjang bagi kampus, masyarakat, dan lingkungan. 

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa konsep RELIGREEN akan menyentuh semua lini: mulai dari pembangunan infrastruktur kampus berbasis teknologi hijau, penyediaan fasilitas ramah lingkungan, hingga penanaman budaya akademik yang peduli lingkungan dan sosial.

Menurutnya, menjaga lingkungan adalah bagian dari pengamalan nilai-nilai agama. Karena itu, kampus harus menjadi pelopor lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli pada keberlangsungan hidup di bumi. 

Inisiatif ini diharapkan membawa dampak luas, mulai dari peningkatan mutu pendidikan, transformasi budaya masyarakat sekitar kampus menjadi lebih peduli lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal melalui kolaborasi dengan UMKM berbasis produk ramah lingkungan.

Prof. Abd Aziz juga menyebut bahwa program ini selaras dengan kebijakan nasional penguatan ekoteologi yang saat ini sedang digalakkan oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. 

Ekoteologi mendorong integrasi nilai-nilai agama dengan kesadaran ekologis, sebuah konsep yang kini dianggap penting dalam merespons tantangan global masa depan.

Dalam penerapannya, UIN SATU mengintegrasikan teknologi kontemporer seperti big data, kecerdasan buatan, e-commerce, hingga penguatan keterampilan kreatif ke dalam kurikulum akademik dengan berbasis kurikulum cinta. Selain itu, teknologi hijau dan pengelolaan lingkungan berbasis nol limbah akan menjadi bagian dari pembiasaan sehari-hari di lingkungan kampus.

Prof. Abd Aziz menegaskan, teknologi harus berpihak pada kelestarian lingkungan. Karena itu, kampus ingin menyiapkan lulusan yang mampu memadukan kecanggihan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. 

Dengan langkah ini, UIN SATU Tulungagung berharap menjadi pionir kawasan pendidikan yang mengedepankan keseimbangan antara akademik, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Dalam jangka panjang, RELIGREEN diharapkan menjadi model kampus berbasis pendidikan berkelanjutan di Indonesia, sekaligus inspirasi bagi kampus-kampus Islam lainnya. Program ini menempatkan UIN SATU Tulungagung sebagai kampus percontohan yang mengedepankan keseimbangan antara akademik, sosial, ekonomi, dan kepedulian terhadap lingkungan.

“RELIGREEN bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi bagian dari ikhtiar peradaban. Kami ingin melahirkan generasi baru yang lebih hijau, lebih peduli, dan lebih inklusif dalam memandang masa depan,” tutup Prof. Abd Aziz.

Dengan peluncuran program ini, UIN SATU Tulungagung menegaskan komitmennya menjadi kampus peradaban masa depan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkontribusi nyata bagi transformasi sosial dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

"Religreen bukan sekedar proyek pembangunan, tetapi ikhtiar kolektif menuju peradaban baru yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan," pungkas Prof Aziz.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut