Perempuan Pertama Penguasa Kerajaan Mataram Kuno, ini Asal Usul Pramodhawardhani

MALANG, iNewsTuban.id - Pramodhawardhani tercatat sebagai penguasa perempuan pertama dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno. Namanya ditemukan dalam Prasasti Kayumwungan sebagai cucu Samaragriwa dan cicit Dyah Dharanendra dari Dinasti Sailendra.
Dinasti ini dikenal sebagai pemeluk agama Buddha yang berkuasa di Jawa Tengah pada abad ke-8 hingga 9 Masehi. Pramodhawardhani diyakini sebagai putri Samaratungga, salah satu raja besar dari Dinasti Sailendra.
Hubungan antara Pramodhawardhani dan Balaputradewa masih menjadi bahan perdebatan para ahli sejarah. Ada yang menyebut keduanya saudara kandung, tapi ada juga yang menyebut paman dan keponakan.
Sejarawan JL Krom mengidentifikasi Samaratungga dengan Samaragrawira sehingga menyimpulkan bahwa Pramodhawardhani adalah saudara Balaputradewa. Pendapat ini didukung oleh de Casparis yang mengacu pada Prasasti Wantil.
Menurut de Casparis, Prasasti Wantil tahun 856 menyebutkan adanya perang saudara antara Pramodhawardhani dan Balaputradewa. Dalam perang itu, Pramodhawardhani didukung oleh Rakai Pikatan Mpu Manuku.
Dikutip dari buku Perempuan-perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa, setelah kalah perang, Balaputradewa melarikan diri ke Sriwijaya. Di sanalah dia kemudian naik takhta menjadi raja Sriwijaya ke-11.
Prasasti Wantil menyebut musuh Rakai Pikatan bersembunyi di benteng dari timbunan batu. Nama Walaputra yang tercantum ditafsirkan sebagai Balaputradewa.
Sejarawan Slamet Muljana memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, Prasasti Kayumwungan menyebut Samaratungga hanya memiliki satu anak perempuan, yaitu Pramodhawardhani.
Oleh karena itu, dia menyimpulkan bahwa Balaputradewa bukan saudara kandung Pramodhawardhani, melainkan pamannya. Keduanya merupakan keturunan dari Samaragriwa atau Samaragrawira.
Balaputradewa adalah adik Samaratungga yang berasal dari Sriwijaya. Sementara Pramodhawardhani adalah satu-satunya putri Samaratungga dari Dinasti Sailendra.
Benteng dari timbunan batu tempat musuh Rakai Pikatan bersembunyi diyakini sebagai situs Ratu Baka. Boechari, arkeolog ternama, menemukan sejumlah prasasti di kawasan ini.
Namun, prasasti-prasasti tersebut bukan atas nama Balaputradewa, melainkan atas nama Rakai Walaing Mpu Kumbhayoni. Ia mengklaim sebagai keturunan Sanjaya, bukan dari Dinasti Sailendra.
Hal ini menambah kerumitan dalam menelusuri sejarah sebenarnya dari benteng batu dan konflik yang terjadi pada masa itu.
Terlepas dari perdebatan hubungan keluarganya dengan Balaputradewa, Pramodhawardhani tetap menjadi sosok penting dalam sejarah Mataram Kuno. Ia perempuan pertama yang memegang kekuasaan tertinggi di kerajaan itu.
Kepemimpinannya menjadi simbol kekuatan perempuan di masa lalu. Dukungan Rakai Pikatan terhadap pemerintahannya juga memperkuat stabilitas Dinasti Sailendra.
Jejaknya masih bisa dilacak lewat candi dan prasasti, termasuk Prasasti Kayumwungan yang menjadi sumber utama informasi tentangnya.
Editor : Prayudianto