get app
inews
Aa Text
Read Next : Pendaki Asal Belanda Jatuh di Gunung Rinjani dan Selamat, ini Kronologi Lengkapnya

Demi Pertahankan Kemerdekaan RI, Arek-Arek Malang Lawan Belanda-Sekutu, ini Kisah Heroiknya

Minggu, 17 Agustus 2025 | 13:35 WIB
header img
Tentara Belanda dan sekutu saat masuk kawasan Kayutangan, Kota Malang (KITLV Leiden / istimewa)

MALANG, iNewsTuban.id - Perlawanan heroik dilakukan arek-arek Malang untuk mengusir penjajah pascakemerdekaan. Tentara Belanda menumpang sekutu kembali masuk ke Indonesia, salah satunya di Malang usai pembacaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Pertempuran demi pertempuran tak terhindarkan demi mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran ini disusun para pejuang berkolaborasi dengan arek-arek Malang membuktikan Indonesia masih ada kekuatan militer. Selain di wilayah Kalijahe, kisah heroik pejuang-pejuang Malang terjadi di seantero Malang.

Pemerhati Sejarah Malang Eko Irawan mengungkapkan, bila ada banyak peristiwa pertempuran saat agresi militer pertama dan kedua. Apalagi dari catatan sejarah Belanda dan pasukan sekutu kembali mulai masuk Malang pada 21 Juli 1947. Saat itu mereka mulai masuk ke wilayah Lawang, Kabupaten Malang dan membangun pos kekuatan militer.

"Tanggal 21 Juli 1947 masuk tapi terhenti di Lawang, di Hotel Niagara itu depannya ada markas tentara yang dipakai Belanda. Tanggal 31 Juli 1947 itu perang di Oro-oro Dowo, Klojen," ujar Eko Irawan, Sabtu (17/8/2024).

Pada peperangan itu prajurit pejuang kemerdekaan gugur dengan tragis dilindas tank Belanda. Sementara sekitar 35 arek-arek Malang yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan, ketika melawan Belanda. Perlawanan lain di Kota Malang juga terjadi di sekitar kawasan markas pejuang di Ketawanggede hingga Sengkaling.

"Itu serangan umum sesuai instruksi Jenderal Sudirman yang diminta membuat serangan agar tahu bahwa TNI dan Indonesia masih ada. Jadi bicara serangan umum tidak hanya di Yogyakarta saja, di Malang juga ada, ada dua kali skalanya memang nggak sebesar di Yogyakarta," katanya.

"Selama ini kan mungkin yang dikenal peristiwa Malang Bumi Hangus di tahun 1947 waktu agresi militer pertama untuk mengantisipasi Malang diduduki itu dibakar semua, tapi setelah itu ada peperangan lagi di mana-mana," ucapnya lagi.

Apalagi pascaproklamasi kemerdekaan, nyaris satu orang arek Malang memiliki satu senjata rampasan dari tentara Jepang. Sehingga hal ini sempat membuat gentar Belanda berkonfrontasi melawan arek-arek Malang.

"Perlawanan tidak hanya di Kota Malang saja, di Kabupaten Malang itu selain di Kalijahe, Jabung, ada di Karanganyar dan Belung, Poncokusumo, Wajak, belum lagi di Tumpang di sekitar wilayah Rumah Sakit Sumber Santoso itu, terus Turen," ujarnya.

Perlawanan juga muncul di wilayah Barat Malang di daerah Wagir hingga utara di wilayah Pujon dan Kota Batu. Sayang dia belum menemukan literasi detail mengenai sosok yang berjuang melakukan perlawanan ke tentara sekutu dan Belanda.

"Bicara serangan di Malang ini tak kalah dari Surabaya dan beberapa wilayah lainnya di Jawa Timur. Jadi di sini memang diperhitungkan karena para pejuang sipil, dari rakyat itu sudah bawa senjata masing-masing hasil rampasan dari Jepang," ucapnya.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut