get app
inews
Aa Text
Read Next : Pesawat Inggris Rontok dengan Tasbih, ini Kisah Karomah Kiai Abbas Buntet di Perang 10 November

Entah Dalam Koma, Renungan Ruang Antara, Jeda yang Disengaja dan Ketidakpastian

Minggu, 16 November 2025 | 11:03 WIB
header img
Pameran "Entah Dalam Koma" yang digelar di Wisma Jerman Surabaya, Jl. Taman AIS Nasution 16 Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, karya seniwati asal Tuban, Uzzaer Ruwaidah.

SURABAYA, iNewsTuban.id - "ENTAH DALAM KOMA": Eksplorasi Jeda dan Ketidakpastian adalah persembahan karya Pameran Tunggal Seni Rupa yang menyajikan serangkaian karya yang mengajak audiens merenungkan ruang antara, jeda yang disengaja, dan ketidakpastian yang tak terhindarkan dalam pengalaman manusia.

Tentang "Entah dalam Koma"

Judul "Entah dalam Koma" merujuk pada metafora linguistik dan eksistensial. Tanda koma (,) secara harfiah menandai jeda yang singkat namun penting—napas, transisi, atau penangguhan sementara sebelum kalimat berlanjut. 

 

 

Bagi Uzzaer Ruwaidah sang perupa, koma adalah simbolisasi dari momen liminal dalam hidup: keadaan antara, proses menunggu, atau fase ketidakpastian sebelum keputusan atau peristiwa besar terjadi.

Pameran yang digelar di Wisma Jerman Surabaya, Jl. Taman AIS Nasution 16 Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur ini, menampilkan 7 karya, didominasi oleh mix medium (akar beringin, cat tekstil, cat akrilik, sepidol akrilik, batik tulis, pen).

 

Uzzaer menjelajahi bagaimana individu mengisi atau diisi oleh kekosongan dan ambiguitas, melalui satu rytme warna yang didominasi oleh monokromatik dan earth tone dan tekstur alami dari akar beringin yang dia gunakan. 

Definisi sederhana akan Tenun dia ungkapkan melalui untaian akar beringin yang ia gunakan, keterkaitan fungsi dan pakan yang menjadi identitas dari kerajinan tenun asli Kabupaten Tuban.

 

 

"Koma bukan akhir, juga bukan awal yang pasti. Ia adalah jeda yang menuntut kita untuk bernapas, untuk hadir sejenak di tengah ketidakpastian. Karya-karya ini adalah upaya untuk memvisualisasikan jeda yang seringkali kita lalui tanpa benar-benar kita sadari," ujar Uus, panggilan akrab Uzzaer Ruwaidah.

Karya instalasi dengan menggunakan mix media lekat pada seniman perempuan lulusan Arsitektur ITATS dan pernah di STKW Surabaya ini. 

 

Dengan konsep tentang lingkungan dan kritik sosial kerap sekali dia angkat, begitupun kali ini, dia mengangkat wastra daerah yaitu Tenun Gedog Tuban sebagai media Art. 

Tanpa meninggalkan akar dia coba kembangkan dengan perspektif art pada Tenun Gedog Tuban. 

 

 

Visual yang dikenal dengan eksplorasi mendalamnya pada tema-tema psikologis dan filosofis. Uus telah berpartisipasi dalam beberapa pameran kolektif, dan "Entah dalam Koma" menandai tonggak penting sebagai pameran tunggal ke-limanya. 

Karyanya seringkali mendapat pujian karena kemampuannya dalam mentransformasi konsep-konsep abstrak menjadi komposisi visual yang kuat dan emosional.
 

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut