TUBAN, iNews.id - Seorang wanita paruh baya bernama Yati Dasir (50) yang mengaku warga Desa Mrutuk, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Sudah puluhan tahun hidup di Negeri Jiran (Malaysia). Pulang bukan sebuah keberhasilan yang ia dapatkan namun nestapa yang diterima.
Yati, terpaksa harus menempati dari penampungan ke tempat penampungan sosial lain. Meski sekarang keberadanya sudah berada dikabupaten Tuban namun masih tinggal di Rumah Penghuni Sosial ( RPS) Tuban karena Sementara ini belum ditemukan pihak keluarganya.
Dari data yang di himpun oleh iNews.id, bahwa Pemerintah Indonesia melalui Kemenlu, Kemenaker, BP2MI dan Kemensos bekerjasama untuk kelancaran program pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan program Deportasi Pemerintah kerajaan Malaysia.
Ada sebanyak 24 Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah asal Jawa Timur dari Malaysia telah dipulangkan dan tiba di shelter UPT P2TKI Disnakertrans Jatim Jalan Bendul Merisi Nomor 2 Surabaya pada pekan ini.
Yati Dasir sekarang masih menempati Rumah Penghuni Sosial
"Dari jumlah 24 orang yang di Deportasi tersebut ada salah satu seorang deportan dengan nama Yati Dasir yang dirinya mengaku asal Desa Mrutuk Kecamatan Widang Kabupaten Tuban," terang Sub Kordinator Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Dinsos jatim Roni Gunawan kepada iNews.id saat dikonfirmasi secara terpisah, Minggu (8/5/2022).
Rony Gunawan mengatakan, Yati Dasir asal Tuban dideportasi oleh pemerintah kerajaan Malaysia karena Overstay atau tidak memiliki dokumen kerja. Setelah ditampung disurabaya beberapa hari yang lalu dan Yati sekarang sudah diserahkan ke Dinas Sosial P3A Kabupaten Tuban pada hari Sabtu (7/4/2022) kemarin.
"Yati Dasir merupakan salah seorang deportan asal Jatim yang tidak memiliki dokumen apapun. Tapi hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak untuk menelusuri keberadaan keluarganya di Indonesia yang berada di Desa Mrutuk Kecamatan Widang Kabupaten Tuban, yang telah lama kehilangan kontak," terang Rony.
Sementara Yati Dasir sendiri mengaku, dirinya dibawah pergi ke Malaysia oleh orang tuanya sejak usia sekitar satu tahun. Dan setelah umur 5 tahun Bapaknya meninggal dunia dan selanjutnya dia tinggal bersama ibunya.
Kemudian di usia 8 tahun ibunya meninggal dunia. Lalu dia ikut orang di Malaysia yang hanya disuruh membantu kerja dan tidak pernah diberikan identitas terkait dirinya, juga tidak pernah disekolahkan.
Di ujung perbincangan dengan iNews.id, Yati Dasir mengungkapkan, dirinya tahu kalau masih mempunyai keluarga di Desa Mrutuk, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban dengan nama Eitun yang didapat dari mendiang ibunya.
"Nama tersebut ( Eitun) masih saudara Bapaknya (Dasir)," pungkas Yati Deportan asal Tuban yang terlantar.
Editor : Prayudianto