TUBAN, iNews.id - Dibalik selaksa eksotika yang tersimpan,wisata alam sendang Asmoro yang terletak di Desa Ngino, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Masih kental dengan aura mistis. Siapapun yang berkunjung di obyek wisata ini dilarang berperilaku sembrono. Berbicara kotor apalagi berbuat tak senonoh.
Jauh sebelum dikelola menjadi obyek wisata, lokasi Sendang Asmoro dikenal sebagai tempat wingit. Banyaknya tumbuhan langka raksasa berusia ratusan tahun konon banyak ditempati makhluk astral. Apalagi didekat sendang Asmoro terdapat makam sepuh sepasang suami istri bernama Raden Naroto dan Dewi Kinanti yang merupakan cikal bakal warga desa Ngino.
Masih kentalnya suasana mistis di wisata Sendang Asmoro dibenarkan Mbah Ruslan sesepuh Desa Ngino.
"Jangan dibuat remeh. Harus selalu menjaga sikap dan perilaku setiap datang ke Sendang Asmoro," kata Mbah Ruslan saat ditemui iNews.id, Jum'at (13/5/2022).
Ketua unit pengelola wisata Sendang Asmoro Hartomo yang merupakan keturunan dari cikal bakal Desa Ngino. Menghimbau agar tidak berlaku sembrono di sendang asmoro (Foto : Ist)
Kepercayaan kesakralan Sendang Asmoro dengan misteri yang melingkupinya sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
"Saat jaman kumendho (belum ada tatanan agama) Sendang Asmoro menjadi tempat sakral," tegas Mbah Ruslan.
Warga Desa Ngino masih tetap memelihara kesakralan Sendang Asmoro sebagai bagian kearifan lokal dengan menggelar ritual duduk sumber berbarengan dengan sedekah bumi setiap tahunnya.
Duduk sumber merupakan prosesi membersihkan mata air Sendang Asmara yang tersembunyi di kedalaman goa. Hanya keturunan langsung dari raden Naroto dan
Dewi kinanti yang diperbolehkan masuk dan membersihkan sumber air.
"Tidak ada yang boleh melakukan ritual duduk sumber selain anak turun dari yang mbubak alas desa Ngino," terang Mbah Ruslan.
Tidak sebatas mitos.Dari cerita Mbah Ruslan ditahun 1980 an pernah ada warga biasa yang menantang masuk kedalam goa."Saat berada didalam goa, orang tersebut seperti orang lingkung. Sadar. Tapi tubuhnya kaku sehingga harus digotong keluar dari dalam goa oleh warga yang masih memiliki trah," imbuh Mbah Ruslan.
Hartomo Ketua Unit Pengelola Wisata Sendang Asmoro membenarkan masih kentalnya nilai mistis Sendang Asmoro.
"Berbagai prosesi yang dilakukan di Sendang Asmoro seperti Nduduk Sumber dan Keleman merupakan kearifan lokal yang dilestarikan. Warga berkirim doa pada leluhur sekaligus bentuk rasa syukur atas besarnya karunia kekayaan alam di Desa Ngino," ujar Hartomo.
Prosesi kedung sumber Sendang Asmoro yang berlangsung Rabu (11/5/2022) silam, dilakukan oleh 8 orang warga yang masih trah leluhur desa Ngino. Sebelum masuk dilakukan prosesi menyajikan sesaji dan doa dipimpin kerabat paling sepuh.
Saat memasuki goa, alunan gending-gending jawa mengalun sebagai bagian pelengkap dari ritual.
Zaenal salah satu warga yang nduduk sumber mengaku sudah 7 kali ikut bersih-bersih dimata air didalam goa.
"Yang dibersihkan akar-akar yang merayap didinding goa, juga mengangkat batu-batu dan pasir untuk memperlancar sumber air," ujarnya
Dirinya mengaku, meneruskan tradisi nduduk sumber secara turun temurun. Dari Kakeknya (Alm) Nyoto dan ayahnya bernama Sukimo (62) yang sudah berusia sepuh. Sebelum ritual nduduk sumber dirinya tidak melakukan ritual khusus. Hanya mandi keramas dan menjaga perilaku selama berada didalam goa.
"Awalnya memang sempat grogi karena didalam goa suasananya penuh aura mistis. Namun saat ini sudah bisa tenang," tutupnya sambil tersenyum.
Editor : Prayudianto