TUBAN.iNews.id -Sunan Geseng merupakan salah satu murid Sunan Kalijaga yang setya mituhu dengan apa yang menjadi ‘titah’ sang guru. Nama Sunan Geseng sendiri tidak lepas dari karomah kebal api. walau sekujur tubuhnya terbakar, namun tidak menjadikannya tewas namun hanya membuat kulit tubuhnya geseng (gosong) sehingga terkenal dengan sebutan Sunan Geseng.
Makam Sunan Geseng berada di wilayah hutan Sundhulan, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban . Setiap harinya ratusan peziarah dari berbagai wilayah berdatangan. Di kompleks makam Sunan Geseng suasananya masih terasa sejuk dan asri karena banyaknya pohon-pohon jati. Jalan menuju makam Sunan Geseng yang berjarak sekitar 12 kilometer dari jantung kota Tuban cukup mulus. Di kompleks makam juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sehingga semakin menjadikan betah lan nyaman para pejiarah. Diantaranya yaitu dua buah gazebo, toilet, musholla dan juga warung makan.
“Untuk merawat lokasi makam Sunan Geseng sudah dibentuk kepengurusan makam Sunan Geseng. Ada tiga juru kunci yang mempunyai tugas khusus menjaga kebersihan dan mengantarkan peziarah berkirim doa ke makam Sunan Geseng,” ujar Sutaji Kades Gesing, kepada wartawan I news.id, Selasa (31/5)
Makam Sunan Geseng sendiri sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kabupaten Tuban. Pemerintah desa Gesing mempunyai program mengembangkan lokasi makam Sunan Gesing sehingga bisa berdampak peningkatan ekonomi bagi masyarakat.
Menurut keterangan Achmad Rochmad salah satu juru kunci, ratusan pejiarah yang datang di makam Sunan Geseng tidak hanya masyarakat umum. Namun juga banyak pejabat dan politisi nasional. Sayangnya, Rochmad yang sudah puluhan tahun menjadi juru kunci ini tidak menjelaskan siapa saja tokoh nasional tersebut. “Dulu Gus Dur (Abdurahman Wachid) juga sering berziarah kesini. Selain juga banyak kyai dan ulama lainnya,” jelasnya.
Umumnya Makam Sunan Geseng ramai dikunjungi peziarah pada Jumat Wage. Selain berdoa,sebagian besar peziarah yang datang pada berdoa memanjatkan berbagai hajat. Biasanya mereka yang hajatnya terkabul pada ngluwari nadhar dengan menyembelih kambing atau sapi saat waktu haul Sunan Geseng yang digelar pada bulan rajab.
Tidak heran saat waktu haul yang biasanya menggelar acara pengajian dan tahlil akbar, puluhan kambing dan sapi banyak disembelih. Dagingnya lalu dinikmati bersama-sama pengunjung yang datang.
Di makam Sunan Geseng sudah dilengkapi dengan bangunan aula, gazebo, musholla dan kamar kecil sehingga peziarah lebih nyaman. (Foto : iNews)
Ada pantangan yang harus dipatuhi bagi para peziarah Makam Sunan Geseng yaitu dilarang mengambil barang dikompleks makam. “banyak kejadian yang tidak diinginkan setelah mengambil kembang dipesarean,” jelas Rochmad.
Ilyas peziarah dari Bojonegoro mengaku sudah sering berziarah kemakam Sunan Gesing. Dengan berkirim doa dimakam waliulaah tersebut dirinya mengaku mendapatkan ketenangan batin. “Kalau meminta permohonan ya kepada Allah. Tujuan berziarah sendiri agar bisa mengingat jasa wali yang telah membawa islam di Nusantara,” pungkas Ilyas.
Editor : Prayudianto