Gulat Pathol, Tradisi Nelayan Tuban Peringati HUT RI Ke-77

Pipit Wibawanto
Nelayan sedang bergulat di arena Gulat Pahtol. Foto : Pipit Wibawanto/iNews.id


 
Pemain juga menggunakan sarung yang dililit dengan lawe, atau tali yang berasal dari serat kayu. Para pegulat juga diwajibkan untuk bermain sportiv, dengan saling menyandarkan kepala di bahu lawan. Pegulat dinyatakan kalah, jika pantat pegulat telah menyentuh tanah.
 
Sebelum mengikuti pertandingan, para pemain mengaku melakukan latihan selama lima hari. Sementara untuk menambah kekuatan dan menjaga stamina tubuh, mereka hanya minum jamu setiap hari dan satu jam sebelum bertanding.

“ini main gulat pathol, sudah lama tidak ada ini, alhamdulillah berkat semangat teman-teman, gulat pathol kembali ada setelah sekian lama menghilang, ini khas nelayan pesisir utara Tuban,” ujar Alim, pemenang juara pertama Gulat Pathol yang diadakan oleh Netra Chanel dan SIG tersebut.

Pathol adalah olah raga gulat tradisional. Olah raga ini populer di wilayah pantai utara mulai dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, hingga Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Seperti halnya gulat lain, Pathol mempertandingkan 2 orang di tengah arena. Arena Pathol biasanya berupa pasir karena itu sering dimainkan di pantai.
 
Gulat Pathol merupakan kesenian tradisional yang sudah berjalan turun temurun bagi masyarakat Pantai Utara Jawa. Konon ceritanya pada zaman dulu, para pegulat ini merupakan bodyguard para pemilik perahu. Mereka setiap hari menemani para nelayan melaut, untuk menghadapi jika sewaktu waktu datang perompak


Para nelayan sedang bergulat di arena. : Foto: Pipit Wibawato

.

Pemkab memberikan apresiasi kegiatan gulat pathol tersebut. Pemerintah juga akan selalu mendukung kegiatan tersebut, mengingat Gulat Pathol merupakan budaya yang identik dilaksanakan oleh masyarakat nelayan Tuban. Apalagi gulat pathol ini bagian warisan leluhur yang sangat bagus.

“Disisi lain kegiatan juga didukung dari masyarakat, perusahaan seperti Semen Indonesia hingga berbagai unsur media seperti Cethik Geni. Tentu ini bisa mengembangkan ekonomi masyarakat Tuban,” ucap Siti Umi Hanik, Kabid Pariwisata, Disbudporapar Kabupaten Tuban.

Sementara itu Senior Manager of Corporate Communication PT Semen Indonesia Group (SIG) Ghopo Tuban, Setiawan Prasetyo juga memberikan apresiasi pada kompetisi Gulat Pathol tersebut, sebab hal itu merupakan bagian dari uri-uri budaya. Apalagi gulat pathol sendiri merupakan identik kebudayaan masyarakat nelayan Tuban. Sehingga, sebagai perusahaan yang berdiri di Kabupaten Tuban, sudah sepatutnya mensupport kegiatan masyarakat tersebut.

“Semoga dengan kegiatan ini, budaya seperti ini terus berkembang dan terus menjadi ikon di Kabupaten Tuban, kami ucapkan kepada seluruh masyarakat nelayan Tuban yang telah turut melestarikan budaya warisan leluhur ini,” ujarnya.
 
Gulat Pathol ini diadakan di kawasan wisata Pantai Kelapa. Kegiatan tersebut cukup menarik perhatian masyarakat Tuban, pasalnya seni khas Tuban ini sangat jarang tampil dalam acara acara biasa. Acara Gulat Pathol tersebut terselenggara berkat kerjasama antara SIG dengan Netra Chanel.

Editor : Prayudianto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network