Kondisi ini dikeluhkan produsen jajanan khas lebaran, khususnya kemplang. Pelaku usaha kecil rumahan ini harus mengeluarkan biaya produksi lebih tinggi, hingga lima puluh persen dibanding biasanya.
Meski demikian, produsen jajajan tradisional ini tidak berani menaikan harga jual. Mereka takut pelanggan setia lari. Akibatnya produsen harus merelakan keuntunganya menipis.
“bahannya terigu, telur, cabai, bawang, bahan-bahannya naik semua, telur 33 ribu, cabai 100 ribu, mau menaikan harga takut pelanggannya pindah, jadi ya mengorbankan keuntungan,” ujar Rusmini, produsen kemplang asal Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait