Puluhan Sapi Terserang LSD, Peternak Resah, Harga Sapi Anjlok Jelang Idul Adha

Pipit Wibawanto
Arif, sedang memberi makan sapinya yang tergeletak akibat terserang LSD.

TUBAN, iNewsTuban.id - Sejumlah peternak sapi di Kabupaten Tuban, resah sapinya terserang penyakit LSD menjelang hari raya Idul Adha. Mereka khawair harga sapinya anjlok akibat penyakit tersebut. Peternak berharap agar pemerintah segera mencarikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

 

Menjelang hari raya Idul Adha, puluhan sapi di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, terserang penyakit Lumpy Skin Disease atau sering dikenal lato-lato. Sseperti yang terpantau di Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Sapi milik peternak rumahan ini terbaring lemas di tanah.

 

Sapi jenis limusin yang dibeli dengan harga Rp. 13.500.000 ini mengalami luka benjolan di sekujur tubuhnya. Bahkan pada bagian perut sapi mengalami luka bengkak yang cukup parah.

Sapi berusia satu tahun ini menderita penyakit Lumpy Skin Disease, sejak 13 hari terakhir. Sementara satu hari terakhir diketahui sapi itu sudah tak mampu berdiri lagi.

 

Para peternak merasa resah, pasalnya menjelang hari raya Idul Adha, seharusnya harga sapi ternak naik, namun semenjak adanya virus Lumpy Skin Disease atau LSD harga sapi justru turun drastis.

 

Arif, pemilik sapi mengaku sudah berupaya memanggil dokter hewan dan mencoba semua racikan obat herbal, namun hingga kini sapi tersebut tak menuai perkembangan.

“sapi jenis limusin, beli Rp. 13.500.000, sakit sudah 13 hari, gak bisa berdiri kemarin siang. sakit LSD, sudah 2 kali dipanggilkan dokter hewan, sudah dicoba herbal dan disuntik semuanya dicoba tapi masih sekarat, bisa makan minum tapi disuapin,” ujar Arif, pemilik sapi.

 

Sementara itu, sapi milik Sumari, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, juga menderita sakit yang sama, Lumpy Skin Disease. Namun sapi miliknya kini sudah berangsur sembuh.

 

Ia sempat khawatir pasalnya saat terkena virus Lumpy Skin Disease, sapinya menjadi kurus dan beberapa bagian tubuhnya timbul benjolan hingga pembengkakan.

“sapinya kena penyakit lato-lato, sekarang sudah agak sembuh, saya obati racikan herbal dari mulut ke mulut, yang diresahkan kalo ada lato-lato lagi dan harganya turun, jelang Idul Adha harusnya bisa mahal atau lebih tinggi,” ungkap Sumari, pemilik sapi warga Desa Kedungrejo.

 

Diketahui hingga kini di Desa Gaji, Kecamatan Kerek, sudah 20 sapi mati akibat terkena virus LSD. Sementara di Desa Kedungrejo, 5 sapi mati akibat penyakit yang sama.



Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network