TUBAN. iNewsTuban.id - Kemarau panjang melanda wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Tak turun hujan selama berbulan-bulan berdampak pada mengeringnya bendungan dan sungai irigasi. Akibatnya, hektaran tanaman jagung gagal panen dan mati mengering, karena tidak mendapat pasokan air.
Musim kemarau merubah kondisi sungai dan bendungan di kawasan perbukitan kapur Kabupaten Tuban. Cekungan alami yang selalu dipenuhi air selama musim penghujan ini, terus berangsur surut dan bahkan mengalami kekeringan.
Seperti yang terjadi pada sungai Penambangan dan bendungan Kedung Ireng, di Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Tuban. Sejauh mata memandang, yang terlihat hanya bongkahan batu dan pasir memenuhi dasar sungai yang kering.
Sejak tiga bulan terakhir, air yang biasanya mengalir dari kawasan perbukitan kapur telah terhenti. Ketiadaan hujan membuat sejumlah mata air berhenti memancarkan air. Akibatnya, bendungan dan sungai kini kering, dan hanya menyisakan kubangan air cerukan sungai.
Kondisi ini berdampak buruk terhadap lahan pertanian di Desa Sambongrejo, Genaharjo, Tunah, serta Desa Penambangan. Hektaran lahan produktif yang sedang ditanami jagung ini, tidak mendapat pasokan air. Akibatnya tanaman jagung mati mengering dan petani gagal panen.
“perkiraan sudah kering 3 bulan, sungai biasanya digunakan untuk pertanian, ini tidak ada airnya,” ungkap Pramu, warga Desa Sambongrejo.
Sementara itu, musim kemarau diperkirakan masih akan berlangsung lama hingga akhir tahun 2023. Untuk itu, para petani yang terlanjur tanam, terancam gagal panen, karena tidak adanya aliran air irigasi, sementara petani lain memilih berhenti bercocok tanam.
“ini gagal panen, tidak ada hujan sudah 3 bulan, yaa ini mati semua tanaman jagungnya,” ujar Ali Rohman, petani asa Desa Genaharjo.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait