Unik, Masjid Satu Tiang di Tuban Mampu Berdiri Dengan Kokoh

Pipiet Wibawanto
Masjid An Nur Nurul Miftahus Sofyan yang dibangun di lingkungan pondok pesantren Wali Songo, yang menggunakan satu tiang kayu jati berusia ratusan tahun.

TUBAN, iNewsTuban.id - Di Tuban, Jawa Timur, terdapat sebuah bangunan masjid yang berbeda pada umumnya. Masjid tersebut dibangun menggunakan satu tiang besar yang terbuat dari pohon jati. Masjid satu tiang bermakna bahwa Tuhan itu esa atau satu. 

 

Inilah bangunan masjid kebanggaan masyarakat Dusun Gomang, Desa Lajo Lor, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Masjid yang diberi nama Masjid An Nur Nurul Miftahus Sofyan yang dibangun di lingkungan pondok pesantren Wali Songo pada tahun 1994 lalu.

 

Uniknya, tempat ibadah umat muslim ini dibangun dengan hanya bertumpu pada satu tiang, berupa kayu jati utuh berusia ratusan tahun.

Tiang penyangga ini memiliki ketinggian 27 meter dan berdiameter 85 centimeter. Sementara bagian ujung atap tidak dihiasi kubah alumunium seperti masjid pada umumnya, melainkan gembol atau akar pohon jati.
 
Pemilihan kayu jati utuh setinggi 27 meter ini bukan tanpa maksud. Angka 27 merupakan simbol turunnya perintah sholat lima waktu dari Allah kepada Nabi Muhammad, saat melakukan isro’ mi’roj yang jatuh pada tanggal 27 rajab.
 
Proses pendirian masjid satu tiang ini terbilang diluar nalar manusia. Untuk membawa masuk kayu sebesar itu pasti sulit jika tanpa bantuan alat berat. Sebab, akses jalan dan medan menuju lokasi cukup berkelok-kelok serta naik-turun, sehingga alat berat dipastikan tidak bisa masuk.

Konon, tiang kayu jati besar ini didirikan hanya menggunakan seutas serat bamboo. Namun berkat kuasa Allah, tiang bisa berdiri tegak dan dapat dimanfaatkan untuk ibadah serta syiar agama Islam hingga sekarang.

 

Masjid bertiang satu ini maksudnya adalah agar saat kita masuk masjid tersebut, kita bisa berkonsentrasi bahwa Allah itu satu. Lalu di atasnya atau di ujung tiang satu tersebut terdapat gambol, atau akar pohon jati.

 

Gembol tersebut bahasa jawa dan bahasa arabnya adalah Qolbun, yang berarti hati. Maksudnya adalah saat memasuki masjid, kita harus selalu berhati hati dan selalu berkonsentrasi bahwa Allah itu satu, yang maha besar dan maha benar. 

“kita mendirikan satu tiang dengan maksud bahwa kita masuk di masjid itu kita itu berkonsentrasi bahwa Allah itu hanya satu dan diatasnya itu diujungnya ada gembol gambol, gembol jati itu bahasa jawa kalau di arabkan qolbun golbun qolbun adalah hati hati, kalau kita masuk ke dalam masjid selalu berhati hati dan berkonsentrasi terhadap Allah yang hanya satu yang maha besar dan maha benar,” ujar KH. Noer Nasroh Hadiningrat, Pengasuh Ponpes Walisongo.

 

Keunikan masjid satu tiang ini sudah dikenal luas. Tak jarang warga dari luar Tuban berkunjung untuk melihat dan menyempatkan beribadah. Sementara jamaah selain para santri, juga ada warga sekitar pondok pesantren.

Keunikan lainnya dari masjid adalah tidak memiliki kubah seperti masjid-masjid lainnya. Namun hanya memanfaatkan akar pohon jati di atas masjid sebagai pengganti kubah almunium.

 

Hingga saat ini, masjid yang berada di pelosok perbukitan di Tuban ini masih dikenal keunikannya. Seiring berjalannya waktu, masjid An Nur Nurul Miftahus Sofyan kian ramai digunakan beribadah oleh santri dan masyarakat sekitar, meski lokasi masjid ini berada di atas bukit Gomang.

Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network