Di lahan pascatambang tersebut, SIG Pabrik Tuban juga memiliki arboretum Bukit Daun yang menyimpan koleksi sejumlah tanaman langka, seperti agathis dammara (damar), eusyderoxylon zwageri (ulin), aquilaria malaccensis (gaharu), phoenix dactylifaera (kurma) dan limonia acidissima (kawista). Bahkan, kawasan yang menjadi sarana wisata edukasi dan fasilitas riset dan penelitian ini, juga menjadi habitat bagi keragaman avifauna, seperti prenjak padi, terkukur, cucak kutilang, cipoh kacat dan takur ungkut- ungkut.
Lebih dari itu, SIG Pabrik Tuban juga melakukan terobosan inovatif dalam pengelolaan lahan pascatambang dengan membangun kawasan Ecopark Kambangsemi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat. Adapun program pemberdayaan yang dilaksanakan, mulai dari perkebunan pisang cavendish, perkebunan dan penyulingan kayu putih, area green house, area peternakan (lele, ayam petelur dan kambing), keramba apung ikan nila, Bale Kriya (workshop paving stone, pot, bata interlock), hingga camping ground.
Menurut Vita, Ecopark Kambangsemi merupakan inovasi lingkungan dan sosial yang sejalan dengan semangat keberlanjutan SIG sebagaimana telah diatur dalam SIG Sustainability Roadmap 2030. Inovasi ini diharapkan dapat menjaga keselarasan antara proses bisnis Perusahaan dengan kelestarian lingkungan dan pengembangan komunitas, yang menjadi komitmen SIG dalam mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait