Workshop Pembahasan Optimalisasi Penggunaan Semen Ramah Lingkungan diselenggarakan oleh Kementerian PUPR dan didukung oleh Asosiasi Semen Indonesia (ASI). Hadir sebagai narasumber Direktur Keberlanjutan Konstruksi dan seluruh Direktorat Bina Teknik di Kementerian PUPR, Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Iswandi Imran dan Ketua ASI, Lilik Unggul Raharjo. Kegiatan ini diharapkan menjadi media penyampaian informasi, khususnya kepada para Konsultan Perancangan mengenai keunggulan teknis semen Non-OPC dan sifatnya yang ramah lingkungan.
Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Iswandi Imran menyampaikan bahwa pengembangan semen ramah lingkungan Non-OPC di Indonesia sudah cukup baik. Saat ini telah terdapat beragam tipe semen ramah lingkungan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, seperti low heat, high durablity, high performance, high strength, dan lainnya.
“Standar dan regulasi semen ramah lingkungan di Indonesia juga sudah lengkap, baik dari sisi SNI materialnya, maupun juga SNI untuk desainnya. Ini sudah terakomodasi semua. Bahkan tadi juga disampaikan oleh bapak-bapak dan ibu dari PUPR, spesifikasinya pun sudah mengadopsi hal-hal tadi. Sehingga tinggal bagaimana kita secara konsisten menerapkannya di konstruksi yang kita tangani,” ujar Iswandi Imran.
Sementara itu, Ketua ASI, Lilik Unggul Raharjo menjelaskan bahwa semen Non-OPC memiliki banyak keunggulan, seperti emisi karbon yang lebih rendah dan meminimalisir penggunaan sumber daya alam. Selain itu, semen Non-OPC juga berfokus pada kualitas dan keberlanjutan konstruksi, termasuk di antaranya kekuatan dan daya tahan. Semen Non-OPC juga telah digunakan di berbagai mega proyek di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu, Jalan Tol Bali Mandara, Pelabuhan Patimban, dan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Terkait pasokan, Lilik Unggul Raharjo menyampaikan bahwa total kapasitas semen Non-OPC di Indonesia mencapai sekitar 93 juta ton. “Supply mapping-nya mulai dari ujung Sumatra hingga Papua semua sudah memproduksi PCC (Portland Composite Cement). Kemudian beberapa pabrik anggota ASI seperti pabrik SIG yang ada di Narogong sudah memproduksi full Non-OPC, seperti PCC, PPC (Portland Pozolan Cement), slag, kemudian juga hidraulis. Demikian pula pabrik di Tuban dan Tonasa. Anggota asosiasi yang lain juga ada yang sudah melakukannya,” ujar Lilik Unggul Raharjo.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Lilik Unggul Raharjo (tengah) menyampaikan materi tentang Ketersediaan Rantai Pasok Semen Ramah Lingkungan pada Workshop Pembahasan Optimalisasi Penggunaan Semen Ramah Lingkungan di Tribrata Hotel & Convention Center
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait