Berposisi sebagai Raja Galuh, menjadikan Premana semakin tidak nyaman. Di satu sisi, dalam memimpin kerajaan ia harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan
Sedangkan di sisi lain, Kerajaan Sunda di bawah tangan Sanjaya merupakan orang yang telah membunuh kakeknya.
Semakin hari jiwa Premana semakin keruh. Ia seperti orang yang memiliki tekanan batin, tetapi tidak ada orang yang tepat menampung ceritanya.
Hingga pada akhirnya, Premana memutuskan meninggalkan Kerajaan Galuh dan meminta restu istrinya, Pangrayep untuk bertapa di dekat perbatasan Kerajaan Sunda, Sungai Citarum.
Sebelum kepergiannya, ia telah memerintahkan Tamperan untuk memegang Kerajaan Galuh.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait