Selain membantu Perusahaan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, penggunaan bahan bakar alternatif juga memberikan dampak positif berganda (multiplier effect), baik dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. RDF misalnya. Selain berkontribusi dalam mereduksi emisi GRK, RDF juga menjadi solusi untuk mengurangi persoalan yang ditimbulkan dari sampah padat perkotaan seperti keterbatasan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA), bau tak sedap, dan gangguan penyakit pada masyarakat.
Di sisi lain, penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif, juga menjadi solusi dalam mengurangi limbah pertanian yang berpotensi menimbulkan gas metana jika dibiarkan terdegradasi. Penggunaan biomassa juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, khususnya para petani, berupa tambahan pendapatan.
Donny Arsal menambahkan, untuk mendorong peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif, manajemen SIG telah memiliki Surat Keputusan Direksi tentang Tata Kelola Keberlanjutan Lingkungan, yang di antaranya mengatur kebijakan keberlanjutan energi. Target capaian penggunaan bahan bakar alternatif juga telah ditetapkan dalam Peta Jalan Keberlanjutan atau Sustainability Roadmap SIG 2030.
Mengacu pada data Perusahaan, selama 2023 SIG berhasil meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, sampah padat perkotaan yang diolah menjadi RDF, biomassa dan sumber lainnya, menjadi 559.625 ton atau naik 27% dari tahun 2022 sebanyak 437.232 ton. Dengan inisiatif tersebut, SIG berhasil melakukan substitusi batu bara dalam produksi semen sehingga rasio TSR tercapai sebesar 7,27%.
“SIG berkomitmen untuk melanjutkan inisiatif dalam konservasi energi melalui penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing dan mencapai target operational excellence, serta menjadi bagian penting dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ujar Donny Arsal.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal (berdiri menghadap layar) didampingi manajemen SIG memantau proses produksi semen menggunakan bahan baku dan bahan bakar alternatif di ruang Central Control Room (CCR) Pabrik Narogong, Jawa Barat.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait