Reni Wulandari menambahkan, SIG mengintegrasikan aspek keberlanjutan pada keseluruhan kegiatan operasional Perusahaan. Salah satunya diwujudkan dalam kegiatan produksi yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah pertanian dan industri, sampah perkotaan (municipal solid waste) yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), biomassa, serta sumber lainnya, untuk menciptakan operasional produksi yang berkelanjutan.
SIG juga mengimplementasikan teknologi berbasis Industry 4.0 dalam kegiatan produksi untuk peningkatan produktivitas, penggunaan energi yang efektif dan efisien, serta mendukung upaya Perusahaan mereduksi emisi. Lebih dari itu, digitalisasi juga membantu SIG memastikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) hingga manajemen mutu selalu terjaga.
“Produk-produk SIG tidak hanya telah tersertifikasi SNI tetapi juga mengandung komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi lebih dari 90%, atau lebih tinggi dari yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 21 Tahun 2021 minimal 40%. Bahkan, produk semen ramah lingkungan SIG lebih rendah emisi karbon hingga 38% dari semen konvensional. Dengan semua keunggulan yang dimiliki, produk SIG memiliki daya saing di level nasional bahkan global,” ujar Reni Wulandari.
Ajeng Dwi Utami, Department of Management System & Business Process Excellence SIG (keenam kiri) bersama perwakilan perusahaan penerima penghargaan SNI Award 2024 pada ajang 19th National Quality Award of Indonesia di Jakarta Convention Center
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait