Subkoordinator Pemantauan Usaha Eksploitasi Migas Kementerian ESDM Jungjungan Mulia yang datang mewakili Ariana Soemanto mengapresiasi kegiatan sosialisasi sumur idle yang ada di wilayah operasional Subholding Upstream Pertamina. Kegiatan sosialisasi ini diharapkan bisa menarik para investor untuk mau bekerjasama meraktivasi sumur idle.
Dengan masuknya para investor swasta ini diharapkan pengoperasian sumur idle bisa dipercepat dari sebelumnya di tahun 2026 menjadi 2025. "Target lifting harus naik sesuai arahan Menteri ESDM. Kemitraan pengelolaan sumur idle ini merupakan langkah awal untuk mencapai target tersebut. Pararel kita juga sedang finalisasi KepMen Kemitraan Sumur Idle untuk mengatur kerjasama ini" tuturnya.
Sementara itu Kadiv Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Bambang Prayoga yang datang mewakili Wahju Wibowo berharap seluruh sumur idle dapat segera berproduksi. Terlebih lagi, keberadaan sumur idle ini sudah banyak dibahas bagaimana penanganannya.
Dalam proses pengelolaan sumur idle ini Bambang menekankan pentingnya faktor safety. "Faktor safety harus jadi perhatian yang serius. Aktivitas kegiatan reaktivasi dan operasi produksinya harus memenuhi kaidah safety dan teknik yang baik. Benchmarknya sudah banyak, " ujarnya.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait