POLEWALI MANDAR, iNewsTuban.id -- Di tengah hiruk-pikuk Ramadhan, dua kakak beradik di Polewali Mandar, Risma dan Nurfaisa, tetap menjalani pekerjaan sebagai pemulung.
Risma, siswa kelas 2 MTs, bersama adiknya, Nurfaisa, mengumpulkan plastik dan gelas bekas untuk dijual ke pengelola sampah. Meskipun harus berjalan jauh di bawah terik matahari, keduanya tetap berpuasa dengan penuh keteguhan.
"Kami ingin membantu orang tua, tapi juga tidak mau meninggalkan puasa," kata Risma. Sejak pagi hingga siang, mereka menyusuri jalanan, mengumpulkan barang bekas yang bisa dijual. Keletihan dan rasa haus kerap melanda, tetapi mereka memilih untuk bertahan dan tetap menjalankan ibadah puasa.
Bagi Risma dan Nurfaisa, bekerja bukan sekadar mencari uang, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap keluarga. Mereka ingin meringankan beban orang tua yang harus berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kadang kalau capek, kami istirahat sebentar di tempat teduh, lalu lanjut lagi," ujar Nurfaisa.
Kisah dua kakak beradik ini menjadi inspirasi bahwa keteguhan dan semangat dalam menjalankan ibadah tidak mengenal batasan usia ataupun keadaan. Di bulan suci ini, mereka berharap bisa terus berpuasa dengan lancar dan tetap mendapatkan rezeki untuk membantu keluarga.
Di balik kesederhanaan dan kerja keras, Risma dan Nurfaisa menunjukkan bahwa ketulusan dan keikhlasan adalah kekuatan sejati dalam menjalani hidup dan ibadah.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait