Untuk adegan perang menurut Pak Dhe Yanto juga tidak membutuhkan latihan khusus karena mayoritas para pemain laga sudah membekal basic bela diri dari berbagai aliran perguruan silat.
“Meski berbeda-beda perguruan silat, selama bernaung di Sanggar Abdi Dalem, semuanya selalu guyup rukun seperti saudara. Ternyata dari berkesenian bisa menjadi perekat persatuan, “ ujar Pak Dhe Yanto bangga.
Pak Dhe Yanto saat di Eropa bersama Mempora.
Sanggar oleh Sanggar Seni Teater Tradisi Abdi Dalem didirikan sekitar 8 tahun lalu oleh Pak Dhe Yanto dirumahnya. Ditempat ini setiap harinya puluhan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum nyantrik dan gladhen berbagai jenis kesenian tradisional dari gamelan, ludruk, ketoprak, wayang thengul, gamelan, ngremo, ngidhung, pranatacara,nulis naskah, sutradara dan lainnya.
Saking lengkapnya, sanggar Abdi Dalem juga disebut sebagai Laboratorium Seni Tradisi. “Tidak dipungut biaya serupiahpun. Bisa belajar dari nol hingga taraf professional,” ujar pria kelahiran 15 Agustus 1963 itu.
Sebagian dari pemain foto bareng usai manggung
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait