Ari dari 4 penjuru mata air tersebuut kemudian dijadikan satu di satu wadah untuk menjamas. Dipagi hari sebelum jamasan, diawali pula dengan slametan, yang kemudian dilanjutkan menjamas Pataka berupa tombak terlebih dahulu, baru menjamas pusaka yang lain
Sedikitnya 40-an anggota Paguyuban Megalamat yang mengikuti prosesi jamasan pusaka tersebut. Anggota Paguyuban Megalamat menyebar baik yang ada di Tuban, maupun dari Lampung juga ada.
Sementara itu Ketua Paguyuban Pelestari Tosan Aji Megalamat, Khoirul Mutaqin mengatakan, setelah jamasan, dilakukan kirab keliling kampung dengan membawa Pataka dan Pusaka yang sudah dijamas.
“setelah jamasan kita kirab, makna kirab pusaka yang sudah dibersihkan itu kita kirab keliling tempat untuk njamas, untuk menunjukkan bahwa telah selesai untuk menjamas,” pungkasnya.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait