Dalam satu hari, omzet petani melon bisa mencapai 700 ribu hingga satu juta rupiah.
“kalau harganya itu kalau untuk petik sendiri itu saya hargani rp14.000, ya rp12.000. eh, tergantung yang diambil yang di pohon. tapi kayak yang depan itu rp10.000. heeh. ya, maka ya rp12.000 tergantung kesenangannya orang. heeh. kelebihannya, pak, bisa petik sendiri ini? kelebihannya kalau mau milih yang di atas yang saya pajang di depan, monggo, kalau yang dipilih sendiri, kelebihannya itu, orang senang bisa selfie, bisa petik sendiri, bisa apa. dan itupun kelebihannya di sini, heeh. itu kan di pinggir jalan. jadi orang itu senang, oh ini betul-betul buahnya bukan beli di pasar, dijual di sini. ini langsung asli. ini pun tidak ada pengawet sama sekali. asli murni. ini sudah berapa bulan, pak, sejak tanam pertamanya? ini sudah 2 bulan 10 hari. 2 bulan 10 hari. siap panen. heeh. nah, itupun panennya kan tiap hari. heeh. tiap hari pokoknya ya tiap hari ada saja yang yang yang matang yang masak lah di di di tempatnya ini langsung. jadi orang senang, puas,” ujar Markaban, petani melon.
Untuk menjaga ketersediaan stok, petani melon ini juga terus menanam bibit baru.
Sehingga pengunjung tak perlu khawatir kehabisan melon segar ketika datang berwisata di sini.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait