Prosesi Keduk Sumber Sendang Asmoro Ngino, Lestarikan Kearifan Lokal dan Alam

Totok Martono
Kegiatan sedekah bumi dengan pagelaran langen tayub dengan tiga waranggono diiringi gamelan Gandrung Ngesti Laras yang digelar sejak siang hingga sore hari dan dilanjutkan semalam suntuk. (Foto : Ist)

TUBAN, iNews.id - Tradisi keduk sumber menjadi bagian kearifan lokal yang masih diletarikan warga Desa Ngino, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian sedekah bumi ini dipusatkan di Wisata Sendang Asmoro, Rabu (11/5/2022).

keduk Sumber Sendang Asmoro dan Sedekah bumi bisa dibilang pesta rakyat yang senantiasa disambut suka cita warga desa Ngino. Tidak hanya menjadi ajang bersilahturohim dengan sesama warga, tradisi yang digelar rutin setiap tahun itu juga menjadi sarana memanjatkan doa dan rasa syukur warga atas limpahan keberkahan dari Sang Maha Kuasa. Sebagai wujud dari rasa syukur itu setiap warga datang membawa ambeng dan berbagai jenis makanan lainnya ke Sendang Asmoro.

"Kegiatan duduk sumber dan sedekah bumi merupakan kearifan lokal warisan leluhur yang masih tetap dilestarikan warga," kata Kades Ngino Wawan Hariyadi,S.Pd kepada I News.id. Makna yang terkandung lainnya, dengan duduk sumber menjaga kelestarian alam. 

"Pihak Pemdes Ngino juga mengagendakan keduk sumber dan sedekah bumi menjadi paket wisata budaya untuk lebih meningkatkan animo masyarakat berwisata di Wisata Sendang Asmoro," Kata Kades yang juga Ketua Papdesi Kecamatan Semanding itu.

Prosesi keduk sumber dimulai jam 08.00 Wib dengan meletakan sesaji di dekat cungkup makam.Uberampe untuk sesaji diantaranya yaitu bunga, jajan pasar, kelapa dan benang lawe. Sebanyak 8 orang warga bertugas masuk kedalam sumber sendang yang berada dikedalaman goa. Mereka yang dipercaya nduduk sumber merupakan trah atau keturunan langsung dari Raden Naroto dan Dewi Kinanti yang konon merupakan cikal bakal Desa Ngino.Prosesi keduk sumber dipimpin Mbah Kaswoto (75) yang merupakan keturunan paling sepuh.

Yang menarik, selama proses nduduk sumber harus diiringi dengan gending-gending gamelan. Kegiatan nduduk sumber sendiri berakhir sekitar pukul 11.00 WIB.


Warga membawa berbagai jenis makanan (Foto : Ist)

"Jika tidak diiringi gamelan, mereka yang nduduk sumber merasakan suasana dalam goa petheng dhedet (gelap gulita) dan akan terjadi kejadian yang tidak diinginkan," terang Ketua Unit Pengelola WIsata Sendang Asmoro Hartomo. 

Usai prosesi keduk sumber dilakukan doa bersama yang dipimpin sesepuh desa. Berbagai jenis berkat dan jajanan yang dibawa warga kemudian di bagikan dan dimakan bersama. Tidak hanya warga yang menikmati makanan istimewa tersebut, namun juga dibagikan kepada pengunjung sendang asmoro.

Kegiatan sedekah bumi berlangsung lebih meriah dengan pagelaran langen tayub dengan tiga waranggono diiringi gamelan Gandrung Ngesti Laras yang digelar sejak siang hingga sore hari dan dilanjutkan semalam suntuk.

Editor : Prayudianto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network