TUBAN, iNewsTuban.id - Ratusan mahasiswa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menggelar aksi dorong sepeda motor sebagai bentuk protes kenaikan harga BBM. Mereka menyusuri jalan protokol dan jalur nasional Pantura, sehingga membuat arus kendaraan di Jalur Pantura harus dialihkan. Bahkan ketua DPRD yang sedang isolasi mandiri akibat covid-19, dipaksa menandatangani surat pernyataan sikap oleh mahasiswa.
Aksi dorong sepeda motor dilakukan ratusan mahasiswa di Kabupaten Tuban. Mereka berjalan menyusuri jalan protokol dan jalur nasional Pantura, menuju kantor DPRD setempat. Akibat aksi ini arus kendaraan besar menuju arah Semarang - Jawa Tengah, terpaksa dialihkan.
Mahasiswa memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM, yang telah ditetapkan oleh Presiden. Keputusan tersebut dianggap menyengsarakan masyarakat kecil, terutama nelayan pesisir utara. Sebab, selain mahal keberadaan solar kerap sulit ditemukan nelayan.
Sempat terjadi aksi saling dorong antara massa aksi dan aparat kepolisian yang menjaga pintu masuk kantor DPRD Tuban. Massa bersikeras masuk untuk menemui ketua DPRD untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.
Kericuhan mereda setelah ketua DPRD Tuban, Miyadi bersedia menandatangani surat pernyataan sikap menolak kenaikan BBM. Namun, karena ketua DPRD sedang isolasi mandiri akibat covid-19, maka perwakilan mahasiswa berangkat ke rumah pribadi.
“dengan naiknya harga bbm terutama jenis solar, solar saat ini menjadi langka, banyak nelayan gak dapat solar, jadi kesulitan melaut, sementara bbm naik, kami menolak kenaikan harga bahan bakar minyak,” ujar Abid Arrohman, korlap aksi.
Setelah mendapat tanda tangan Ketua DPRD, dalam surat pernyataan sikap, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. Sementara arus lalu lintas jalur nasional Pantura kembali normal.
Editor : Prayudianto