Sumur Merah Dipercaya Sembuhkan Penyakit, Banyak Didatangi Warga

TUBAN, iNewsTuban.id - Sempat viral di media sosial, sumur merah di Kabupaten Tuban akhirnya ditutup oleh pemerintah desa setempat. Pasalnya banyak warga yang mendatangi sumur dan meminta air untuk obat.

Baca Juga

Aneh, Air Sumur Warga di Tuban Berwarna Merah Darah

Sumur merah di Desa Kenanti, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban yang sempat jadi bahan perbincangan, kini akhirnya ditutup oleh pemerintah desa setempat.

Seperti yang terpantau di lokasi, sumur yang mengeluarkan air berwarna merah ini ditutup pemerintah desa setempat dengan menggunakan beton.

Sumur ini ditutup karena dikhawatirkan menimbulkan hal yang kurang baik bagi masyarakat sekitar. Pasalnya, sepekan sejak sumur itu mengeluarkan air berwarna merah, banyak warga sekitar yang datang ke sumur, untuk meminta air sebagai obat.

Menurut Bambang, Kepala Dusun Kenanti, biasanya warga yang datang memiliki keluhan penyakit seperti rematik dan sembuh setelah meminum air dari sumur tersebut.

“sejak sumur ini berwarna merah jadi viral, banyak yang kesini untuk mengambil air untuk obat, jadi dari pemerintah kecamatan dan pihak desa dikhawatirkan ada sesuatu yang kurang berkenan atau menimbulkan efek samping, sementara sumur ini ditutup dulu, biasanya mereka yang datang mempunyai keluhan penyakit rematik katanya sembuh,” ujar Bambang, Kepala Dusun Kenanti.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban, juga sempat menguras air sumur tersebut, namun sumur tetap mengeluarkan air berwarna merah.

Diketahui, air sumur tersebut sempat kembali jernih, namun tak lama kemudian warna air kembali merah, dengan warna sedikit memudar.

“airnya digunakan air minum sapi, mandi, siram tanaman, airnya sempat bening terus lama-lama merah dan sampai sekarang merah ini, meski dikasih minum air sumur hewan ternak saya biasa saja gak berpengaruh apa-apa,” kata Suyono, pemanfaat air.

Kini air sumur tersebut dimanfaatkan warga setempat untuk memberi minum hewan ternak, mandi dan menyiram tanaman.

Editor : Prayudianto