TUBAN, iNewsTuban.id - Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, menggelar halaqoh bersama pendukungnya di halaman rumah pengasuh Ponpes Bahrul Huda, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, jumat siang (29/12)
Suasana begitu riuh ketika Capres dan Cawapres dengan no urut 1 itu datang, saat Anies Baswedan keluar dari mobil, para pendukungnya langsung meneriakkan “Amin Amin Amin presiden 2024”.
Gus Muhaimin datang terlebih dahulu, kemudian disusul oleh Anies Baswedan. Mereka berdua tampak kompak memakai kemeja putih. Kehadiran paslon yang diusung koalisi perubahan ini, adalah bagian dari agenda Amin di Jawa Timur.
Sebelumnya, pasangan yang dekat dengan masyarakat ini sempat mendatangi beberapa daerah, seperti Banyuwangi, Situbondo, Lamongan dan Gresik.
Terlihat Anies dan Gus Muhaimin begitu akrab dengan KH Fathul Huda, mantan Bupati Tuban, sebelum masuk ke panggung yang disiapkan terlebih dahulu ada pertemuan tertutup.
Suasana tambah meriah ketika Anies dan Gus Muhaimin memaparkan program-programnya, bukan hanya sekedar program, namun program yang juga memberikan solusi yang pasti untuk masyarakat.
“kebutuhan pokok yang harganya mahal, lapangan pekerjaan yang sulit, kemudian petani yang kesulitan pupuk, kemudian nelayan yang berat sekali di dalam kegiatan perikanan. dan semua aspirasi-aspirasi itu yang membuat masyarakat makin banyak berkesimpulan, bahwa kita harus melakukan perubahan,” ujar Anies Baswedan.
Sementara itu, setelah hadir di Halaqoh bersama pendukungnya di halaman rumah pengasuh Ponpes Bahrul Huda, Gus Muhaimin melanjutkan ngopi gayeng, di area Mangrove Center, di wilayah Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Di Mangrove Center, Gus Muhaimin disambut oleh anggota DPR RI, Ratna Juwita Sari, serta para pendukungnya yang mayoritas emak-emak.
“semua diabaikan selama ini, saya sebetulnya sudah lama lewat DPR apalagi soal nelayan yang susah mendapatkan BBM serta pupuk untuk petani semua diabaikan, dengan begitu saya bertekad dengan semua nelayan, petani, guru dan semua yang diabaikan untuk perubahan,” ungkap Gus Muhaimin.
Editor : Prayudianto