get app
inews
Aa Read Next : Antisipasi Penyalahgunaan Narkoba di Bulan Ramadhan, Satreskoba Polres Tuban Razia Narkoba

Ubah Limbah Batok Siwalan dan Kelapa Menjadi Briket, Bisa Menghasilkan Pundi-pundi rupiah

Senin, 26 Februari 2024 | 21:30 WIB
header img
Briket saat dijemur hingga kering sebelum dipasarkan.

TUBAN, iNewsTuban.id - Seorang pemuda di Tuban, Jawa Timur, mampu menyulap limbah batok siwalan dan kelapa, menjadi pundi-pundi rupiah. Dari hasil berfikir kreatifnya itu, ia mampu meraup uang puluhan juta rupiah perbulan. Briket buatannya itu saat ini dikirim hingga ke luar negeri.

Di tempat yang sederhana di Desa Kapu, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini, briket berbahan limbah batok siwalan dan kelapa diproduksi.
 
Usaha membuat briket ini di mulai oleh pemuda 24 tahun, Latif Wahyudi bersama sembilan pekerjanya. Setiap hari pemuda lulusan teknik kimia ini mengolah limbah arang batok siwalan dan kelapa, menjadi briket dengan nilai ekonomis yang sangat tinggi.
 


Hasil residu atau pecahan arang kecil-kecil tersebut, ia beli dari pabrik di Jawa Tengah. Untuk mengolahnya, ada beberapa tahapan, seperti arang batok siwalan dan kelapa dicampur dengan beberapa bahan perekat dan air.

Hasilnya kemudian dimasukan ke dalam mesin pencetak, setelah keluar sesuai bentuk briket setengah jadi ini, selanjutnya dipotong sesuai ukuran, dan terakhir briket dijemur dibawah sinar matahari, proses pengeringan ini paling cepat memakan waktu hingga dua hari.
 
Setelah kering dan di cek kualitasnya, briket limbah batok siwalan dan kelapa ini siap dipasarkan, baik di dalam negeri maupun expor keluar negeri.
 


“jadi untuk produksi briket kulit siwalan dan limbah batok kelapa ini mulai bulan oktober 2022, untuk lokal alhamdulillah sudah nasional tinggal Kalimantan dikarenakan ongkos kirim mahal, sempat beberapa kali kirim ke luar negeri seperti Malaysia dan Australia, untuk omzet sendiri kalo di rata-rata tiap bulan hampir 40 juta itu ada naik turunnya,” ujar Latif Wahyudi.
 
Harga untuk satu kilogram briket berkisaran Rp. 3.800 sampai Rp. 5.000, tergantung banyaknya jumlah pesanan briket.
 
Banyaknya permintaan briket di pasar nasional maupun luar negeri, membuat Latif bisa menghasilkan puluhan juta setiap bulannya. Briket ini biasanya digunakan oleh pembeli sebagai pengganti gas elpiji, untuk peternak ayam dan keperluan memanggang bahan makanan di café-café.


Namun untuk di luar negeri, briket biasanya juga bisa digunakan untuk memanaskan ruangan selama musim dingin melanda wilayah tersebut.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut