Berdekatan dengan Jalur Lahar Semeru, SMA Darul Ulum Ikuti SPAB

Lumajang, iNewsTuban.id – Diapit oleh Gunung Semeru dan Samudera Indonesia, membuat Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, menjadi salah satu kawasan yang rawan bencana. Demikian pula dengan SMA Darul Ulum yang berada di Kecamatan Tempeh.

Baca Juga

Empat Sekolah di Jatim Jadi Sasaran SPAB

“Wilayah kami berdekatan dengan gunung (Semeru) dan laut (Samudera Indonesia). Seperti di sekolah kami yang berada di Kecamatan Tempeh yang tepat di jalur aliran lahar dan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia yang berpotensi tsunami,” ungkap Kepala SMA Darul Ulum Rudi Adiwiarto, Selasa (27/2).

Oleh karena itu, tepat rasanya jika SMA Darul Ulum ikut dalam pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur bersama Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur sebagai fasilitatornya.

Baca Juga

SPAB di SMAN 1 Sumberrejo Bojonegoro Untuk Ubah Mindset

Sekolah yang berada di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang ini menggelar SPAB selama dua hari, Selasa-Rabu, 27-28 Februari 2024. SRPB Jatim menurunkan tiga fasilitatornya, yakni  Erfan Alif Pujiono EA, Isna Khoirotul Laili, dan Wahid Zeinuddin.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Bige Agus Wahjuono mengatakan, dari ancaman yang ada maka kita harus antisipasi diri.

Baca Juga

SPAB di SMAN 1 Berbek Nganjuk untuk Hasilkan 3 Output

”Oleh karena itu, kenali wilayah kita untuk menentukan langkah tindak lanjut mitigasinya. Inilah suatu hal yang kita lakukan termasuk SPAB,” kata Bige yang juga membuka kegiatan ini.

Sedangkan Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik (PKL) BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengungkapkan, BPBD Lumajang sudah memiliki alat peringatan dini gempa dan tsunami berupa WRS, serta sejumlah EWS yang sudah terpasang di beberapa titik. 

Baca Juga

Pengetahuan tentang Kebencanaan Harus Terus Ditularkan

“Sehingga ketika terjadi gempa yang berpotensi tsunami dari pantauan alat WRS, maka kami akan meminta desa untuk membunyikan EWS,” jelasnya di hadapan sekitar 100 peserta.

Baca Juga

Santri Harus Dibiasakan dengan Pengetahuan Kebencanaan

Sementara, perwakilan UPT Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Oktora Arifianto mengaatakan bahwa program pembentukan SPAB sangaat bermanfaat bagi sekolah-sekolah.

Hadir pula Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi yang memaparkan potensi bencana yang ada di Lumajang. 

SPAB kali ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa S2 Magister Manajemen Bencana dari Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sedangkan para peserta adalah para siswa, guru, dan tenaga pendidikan.

Editor : Prayudianto