TUBAN, iNewsTuban.id - Menu buka puasa tak lengkap rasanya tanpa ada menu tambahan, sebagai pembuka berbuka puasa. Masyarakat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memiliki jajanan khas untuk berbuka puasa, yaitu Dumbek.
Jajajan tradisional berbentuk terompet itu, terbuat dari adonan tepung beras, santan kelapa dan gula merah, yang dibungkus daun siwalan. Penasaran bagaimana rasanya...?? ini liputannya untuk anda.
Setiap daerah memiliki jajanan khas, yang biasanya dihidangkan untuk menu buka puasa dibulan suci Ramadan, sebagai menu pembuka berbuka puasa dan oleh-oleh untuk sanak saudara.
Begitu pula masyarakat di Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memiliki jajanan tradisonal yang selalu dihidangkan di meja makan, untuk menu berbuka dan sebagai oleh-oleh makanan khas Tuban.
Dumbek adalah jajanan tradisional berbentuk mirip terompet kecil, yang terbuat dari gulungan daun siwalan. Sementara bagian dalamnya yang dimakan merupakan campuran adonan tepung beras, santan kelapa dan gula merah.
Beberapa penjual terkadang juga mencampurkan susu, agar terasa lebih gurih.
Memasuki bulan suci ramadan seperti ini, keberadaan dumbek sangat dicari. Dumbek kerap dijadikan menu takjil yang harus selalu ada di meja makan, sebagai menu pembuka berbuka puasa.
“pesan dumbek 50 pcs untuk oleh-oleh saudara dari Ponorogo, sudah sering kalau ada saudara dari Ponorogo pasti pesan, rasanya manis, gurih. biasanya juga untuk suguhan tamu saat lebaran,” ujar Jumali, pembeli dumbek.
Jumlah produsen Dumbek di Kabupaten Tuban tidak banyak. Produsen yang berada di kecamatan Plumpang ini mereka masih mempertahankan resep turun temurun dan cara tradisional untuk memasak dumbek.
Mbak Ifa ini misalnya, mendapatkan berkah Ramadan. Hampir setiap hari ada pesanan masuk untuk ratusan pcs dumbek siap makan.
Biasanya saat akhir ramadhan atau menjelang hari raya Idul Fitri tak hanya warga sekitar, melainkan pesanan juga banyak datang dari luar Jawa.
Bahkan pesanan juga kerap datang dari warga yang bekerja di luar Jawa, untuk oleh-oleh hampir 2000 pcs dumbek jika musim mudik sudah tiba.
“sejak tahun 90 an, ini resep turun temurun. ketika menjelang hari raya lebaran buat mudik, suguhan lebaran dan oleh-oleh. kemarin sudah ada yang preorder untuk lebaran dan oleh-oleh. perhari baru 300 pcs insyaallah kedepannya bisa hingga 1500 sampai 2000 pcs perharinya,” ungkap Ifa, produsen jajanan khas Tuban Dumbek.
Dumbek dijual cukup murah antara Rp 1.500 sampai Rp 5.000 tergantung campuran adonan yang diminta. Meski tanpa bahan pengawet, dumbek mampu bertahan sampai tiga hari.
Namun jika disimpan di dalam lemari pendingin, jajanan basah ini mampu bertahan hingga satu minggu.
Editor : Prayudianto