CALIFORNIA, iNews.id - Mark Zuckerberg mengungguli Jeff Bezos untuk menjadi orang terkaya kedua di dunia. Ini terjadi setelah kekayaan bersih CEO Meta ini menyentuh 206,2 miliar dolar AS atau setara Rp3.193 triliun, menurut indeks miliarder Bloomberg.
Harta salah satu pendiri Facebook tersebut kini tertinggal sekitar 50 miliar dolar AS dari CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk.
Sementara, kekayaan bersih mantan CEO dan presiden Amazon Jeff Bezos sebesar 205,1 miliar dolar AS atau setara Rp3.176 triliun
Mengutip CNBC International, kekayaan Zuckerberg meningkat 78 miliar dolar AS sejak awal tahun ini. Angka tersebut lebih besar daripada anggota mana pun dari 500 orang terkaya dari indeks miliarder Bloomberg. Dia diketahui memiliki 13 persen saham di Meta, yang merupakan induk perusahaan Facebook.
Saham Meta ditutup pada rekor tertinggi pada hari Kamis di level 582,77 dolar AS. Harga saham telah melonjak sekitar 68 persen dari awal Januari, di mana saat itu sahamnya diperdagangkan di 346,29 dolar AS.
Kenaikan posisi Zuckerberg dalam daftar orang terkaya di dunia menandai bahwa kekayaan pribadinya tumbuh bersamaan dengan antusiasme investor atas peningkatan laba raksasa media sosial tersebut pada tahun ini.
Wall Street terus mendukung Meta sepanjang tahun 2024 karena perusahaan tersebut secara konsisten melaporkan laba kuartalan yang melampaui estimasi analis.
Pada bulan Juli, Meta menyampaikan penjualan kuartal kedua 2024 tumbuh 22 persen menjadi 39,07 miliar dolar AS, yang menandai pertumbuhan pendapatan kuartal keempat berturut-turut yang melampaui 20 persen.
Selain itu, investasi kecerdasan buatan Meta mendorong kinerja platform periklanan daringnya sebagai alasan pertumbuhan penjualan. Adapun sistem periklanan daring perusahaan mengalami kemunduran besar pada tahun 2021 ketika Apple memperkenalkan pembaruan privasi iOS yang melemahkan kemampuannya untuk melacak pengguna di seluruh website.
Pada Februari 2022, Meta mengatakan bahwa perubahan privasi tersebut akan merugikan perusahaan hingga 10 miliar dolar AS. Pada akhir 2022, Zuckerberg merencakan pemotongan biaya besar-besaran yang berlanjut hingga tahun berikutnya dan mengakibatkan 21.000 pekerja Meta kehilangan pekerjaan, atau sekitar seperempat dari jumlah karyawan.
Hal ini disambut positif oleh investor, sementara bisnis periklanan daring perusahaan mulai bangkit dan didukung oleh kampanye belanja iklan digital besar-besaran oleh pengecer yang terkait dengan China, Temu dan Shien.
Sementara Meta terus menghabiskan miliaran dolar untuk teknologi realitas virtual dan tertambah yang diperlukan untuk mendukung konsep metaverse yang futuristik. Investor menjadi lebih toleran terhadap investasi tersebut selama bisnis iklan inti perusahaan tetap sehat.
Editor : Prayudianto