get app
inews
Aa Text
Read Next : Badak LNG Gelar BIMTEK Penggiat P4GN, Wujudkan Lingkungan Kerja Bersih Narkoba

Lindungi Satwa Endemik Kalimantan, Pertamina Hulu Mahakam Dukung Rehabilitasi Habitat Orangutan

Kamis, 30 Januari 2025 | 15:40 WIB
header img
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina berkolaborasi dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) menyerahkan dukungan program rehabilitasi orangutan dan habitatnya di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja.

Samboja, iNewsTuban.id – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina berkolaborasi dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) menyerahkan dukungan program rehabilitasi orangutan dan habitatnya di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Kutai Kartanegara. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata perusahaan untuk terus mendukung pelestarian satwa yang dilindungi dan habitatnya, termasuk keberlanjutan kehidupan satwa endemik Kalimantan. 

Acara penyerahan dukungan program dihadiri oleh Manajer Program Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari, drh Agus Irwanto, General Manager PHM Setyo Sapto Edi beserta jajaran manajemen PHM lainnya. Program ini turut mendukung visi Kementerian Kehutanan untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.

Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) terdaftar sebagai spesies yang termasuk kelompok Sangat Terancam Punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN. Penyebabnya adalah perusakan habitat, degradasi, fragmentasi karena penebangan hutan, konversi lahan untuk pertanian dan pertambangan, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan satwa liar ilegal. Pada tahun 2016, populasi orangutan diperkirakan hanya tersisa sekitar 57.350 individu (PHVA, 2016). 

 

 

Dukungan PHM dalam program rehabilitasi orangutan dan habitatnya ini mencakup penanaman 400 pohon di area seluas satu hektar, perawatan dan pengamanan area selama lima tahun, serta pembiayaan kebutuhan tiga orangutan selama masa rehabilitasi. Program ini dirancang untuk mendukung rehabilitasi orangutan, baik itu yang berpeluang dilepasliarkan kembali ke alam maupun yang tidak (unreleaseable) karena alasan medis dan psikis. 

Manajer Program Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari, drh. Agus Irwanto, menyampaikan apresiasi kepada PHM atas kerja sama ini. “Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SKK Migas dan PHM atas kepeduliannya terhadap keberlanjutan satwa dan habitatnya,” ujar Agus. 

Ia menjelaskan, rehabilitasi orangutan memerlukan proses panjang hingga tujuh atau delapan tahun, termasuk pelatihan untuk kembali menjadi liar seperti memanjat pohon, membangun sarang, mencari pakan alami, serta mengenali predator. “Proses rehabilitasi ini sangat penting untuk memastikan orangutan dapat dilepasliarkan kembali ke hutan dan hidup mandiri di habitatnya,“ tambah Agus.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut